Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pentakosta, Pesan New Normal agar Keluar dari Ketakutan dan Ketidakpastian

31 Mei 2020   08:44 Diperbarui: 31 Mei 2020   08:49 575
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi situasi Pentakosta. Sumber foto: torahportions.ffoz.org

Hari ini, Minggu (31/5/2020), umat Kristen merayakan Pesta Pentakosta. Untuk konteks Indonesia dan beberapa negara lainnya, berdoa dari rumah masih menjadi keharusan. Merayakan Pentekosta dari rumah.

Paling tidak, Perayaan Paskah dan kenaikan Isa Almasih beberapa waktu lalu sudah mempersiapkan banyak hati umat untuk menjalankan perayaan besar dari rumah. Berdoa melalui medium TV atau media lainnya. Toh, kualitas berdoa itu sendiri tidak bisa terpenjara oleh ruang tertentu.

Di mana dan kapan saja kita bisa berdoa. Asalkan, muara dari doa-doa kita berasal dari ketulusan hati kita.  

Di tempat-tempat lain, misalnya, di Filipina, beberapa gereja sudah membuka pintu untuk umat. Di sebuah grup, saya membaca pesan dari seorang anggota grup yang berdomisili di Italia. Menurut pesannya itu, rumah ibadah juga perlahan dibuka.

Presiden Amerika Serikata, Donald Trump di Amerika Serikat juga sudah berwacana akan kembali membuka rumah ibadah. Hal ini diamini oleh seorang teman yang sementara berkarya di AS. Di salah satu grup WA, dia mengirim pesan tentang situasi terakhir.   

Umumnya, ada aturan yang patut diikuti. Misalnya, jumlah umat yang boleh hadir dibatasi. Selain itu, pelbagai protokol new normal mesti dipatuhi.

Meski demikian, umat bisa merayakan Pentekosta di tempat ibadah. Juga, pemuka agama tidak lagi merasa sendiri dalam merayakan sebuah perayaan besar. 

Perayaan Pentekosta ini terjadi 50 hari setelah Pesta Paskah dan 10 hari setelah kenaikan Isa Almasih.

Dalam pandangan iman, perayaan Pentekosta ini merenungkan tentang turunnya dan kehadiran Allah Roh Kudus di tengah para murid pengikut Yesus. Roh Kudus ini melanjutkan misi Yesus di dunia.

Pentekosta bisa juga membahasakan perayaan harapan. Harapan bagi para murid Yesus untuk terus melanjutkan misi dan pelayanan yang telah dilakukannya. Harapan itu menyata lewat janji Roh Kudus yang membimbing para pengikut Yesus.

Keberadaan Roh Kudus membuka pintu hati para pengikut Yesus untuk keluar persembunyian ketakutan supaya menjadi pewarta kasih Tuhan.

Perayaan Pentekosta ini menarik untuk direnungkan bila ditimbang dari teks Kitab Suci yang menjadi referensi permenungan umat Katolik pada hari Minggu Pentekosta ini. Teks itu diambil dari Injil Yohanes bab 20 ayat 19 sampai dengan 23.

Dalam teks ini dikisahkan jika Tuhan Yesus datang ke tengah para murid saat mereka berada dalam ketakutan. Pintu rumah dikunci rapat. Mereka bersembunyi di rumah karena takut kepada kaum Yahudi.

Ketakutan dibarengi dengan situasi yang tidak pasti. Pasalnya, pemimpin, guru dan Tuhan mereka, Yesus meninggalkan mereka dengan cara yang sangat tragis. Padahal, para pengikut menilai jika Yesus yang mereka anggap Penyelamat bisa mengeluarkan mereka dari situasi sulit dan membawa mereka pada kehidupan yang lebih baik.

Namun, kenyataan berbeda yang terjadi. Yesus malah disalibkan dengan cara yang menyakitkan. Penyaliban adalah cara yang berbeda, tetapi ini mengingatkan konsekuensi menjadi pengikut Yesus.

Tentunya, situasi ini menghadirkan ketakutan dan ketidakpastian pada diri para pengikut. Mereka kehilangan harapan.

Para pengikut takut dan cemas dengan apa yang terjadi pada Yesus. Jangan sampai apa yang terjadi pada Yesus itu juga terjadi pada diri mereka.

Hal yang sama juga terjadi pada kita selama pandemi korona. Kita mesti tinggal di rumah. Walau ada dari antara kita yang dipaksakan untuk dirumahkan. Kita dirumahkan karena kita cemas dengan pandemi korona.

Rumah menjadi tempat persembunyian yang nyaman. Rumah menjadi tempat untuk mengamankan diri dari serangan virus korona.

Tinggal di rumah karena korona. Kita cemas dengan pandemi yang sementara terjadi. Berbarengan dengan ketakutan ini, kita juga merasa tidak pasti.

Pasalnya, dari data yang kerap ditampilkan setiap sore, jumlah pasien terus bertambah. Situasi menjadi tidak pasti.

Situasi dirumahkan selama pandemi serupa dengan situasi para pengikut Yesus. Mereka juga memilih rumah untuk menyelematkan diri dari kenyataan yang mereka hadapi di luar rumah. Takut dalam ketidakpastian.

Walau demikian, kehadiran Yesus di tengah mereka membawa nafas baru. Roh Kudus.

"Terimalah Roh Kudus (Yohanes 20:22)" Demikian kata-kata harapan yang dilontarkan oleh Tuhan Yesus kepada para pengikut-Nya yang berada dalam ketakutan dan ketidakpastian.  

Sabda ini pula yang menjadi motor awal para murid keluar dari ketakutan dan ketidakpastian. Menuju masa new normal sebagai pengikut Tuhan, dan dalam bimbingan Roh Kudus.

Ketakutan bukanlah solusi. Ketidakpastian bukanlah akhir dari persoalan. Sebaliknya, itu hanya membuat mereka tinggal dalam kegelapan tanpa batas.

Karenanya, perayaan Pentekosta kerap dinilai sebagai awal perjalanan gereja. Para pengikut Yesus yang keluar dari ketakutan dan ketidakpastian. Mereka ditantang dan diundang untuk menjalani kehidupan baru. 

Peristiwa Pentakosta merupakan pesan new normal. Seyogianya, Gereja siap menghadapi situasi baru dengan cara hidup baru. Gereja yang berusaha berjalan seturut harapan yang dijanjikan Tuhan.

Pandemi membawa ketakutan dan ketidakpastian di dalam hidup kita. Keluar dari ketakutan dan ketidakpastian merupakan cara kita untuk membangun hidup new normal.

Kita keluar dari ketakutan dengan terus mengikuti protokol kesehatan. Kita bergerak pada kepastian dengan menatap gagasan new normal.

Kita membangun hidup yang penuh harapan. Korona bukanlah akhir. Malah, situasi itu bisa menjadi pelajaran berharga bagi kita untuk memaknai dan memperbaharui hidup kita, relasi kita dengan keluarga dan sesama. Pengalaman ini menjadi pelajaran bagi kita untuk menghargai kesehatan kita dan sesama.

Gobin Dd

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun