Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Peka pada Kondisi Keluarga, Karakter Anak yang Diharapkan pada Masa Pandemi

9 Mei 2020   18:25 Diperbarui: 9 Mei 2020   18:34 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Nature's Path

Ya, tidak sedikit anak yang dirusaki oleh pemberian dari orangtua. Alih-alih pemberian itu bermaksud menyenangkan anak, malah pemberian itu yang merusak karakter anak. Karenanya, anak seyogianya diarahkan dan disadarkan tentang makna di balik setiap pemberian.  

Jika ini ditanamkan secara terus menerus, anak tidak shock saat keluarga berada dalam situasi sulit. Malah anak bisa memahami situasi yang terjadi. Anak pun ikut peduli dengan situasi orangtua.

Salah satu bentuk sikap peka anak pada kondisi orangtua pada masa krisis adalah tidak menuntut. Tidak menuntut itu nampak saat tidak mengharapkan sesuatu yang sulit dipenuhi.

Anak juga berupaya mengikuti cara dan upaya orangtua berdamai dan menerima situasi yang sementara terjadi. Juga, menerima keadaan keluarga yang sementara berjuang di tengah krisis pandemi.

Bersikap menuntut hanya akan menambah beban orangtua. Sebaliknya, menerima kenyataan ikut meringankan beban orangtua dalam menghadapi krisis selama masa pandemi. Kalau diperbolehkan, anak juga berpartisipasi dalam upaya orangtua berhadapan dengan situasi krisis.

Pernah saya menonton berita di salah stasiun TV Filipina. Ini tentang sebuah keluarga yang berkumpul bersama karena pandemi corona. Harus pulang dan tinggal serumah setelah sekian waktu berpisah karena urusan sekolah dan pekerjaan.

Sebagai cara untuk mengisi waktu karantina, mereka memanfaatkan lahan di belakang rumah untuk berkebun. Bekerja bersama sebagai sebuah keluarga. Jadinya, setelah sebulan, mereka pun bisa memanen hasil kebun. Malah, hasil kebun itu dibagikan kepada tetangga.

Sulit dibayangkan kalau anak-anak yang pulang ke rumah itu menuntut orangtua di rumah. Barangkali situasi menjadi kacau. Barangkali mereka memahami dan peka dengan situasi yang terjadi. Mereka menghadapi situasi karantina dengan cara yang kreatif. Alhasil, situasi krisis dikeluarga ditanggulangi bersama.

Masa krisis merupakan ladang yang bisa menempah sikap anggota keluarga. Keluarga yang bertahan di tengah krisis terjadi karena mereka dibangun di atas dasar solidaritas di antara anggota keluarga. Anak bersikap solider, peka dan peduli dengan situasi orangtua, begitu pun sebaliknya.
 
Sebagaimana orangtua yang berupaya untuk berdamai dengan situasi krisis, begitu pula anak berupaya untuk berdamai dengan situasi orangtua.  

Gobin Dd

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun