Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Peka pada Kondisi Keluarga, Karakter Anak yang Diharapkan pada Masa Pandemi

9 Mei 2020   18:25 Diperbarui: 9 Mei 2020   18:34 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Nature's Path

Protes menjadi salah satu reaksi penolakan pada apa yang terjadi. Stres, marah dan kecewa adalah beberapa perasaan yang muncul di tengah masa krisis pandemi korona.

Awalnya, banyak orangtua mungkin sulit menerima kenyataan jika ladang pendapatan mereka lenyap untuk sementara waktu. Hal itu bisa perlahan diterima bila menimbang pelbagai situasi dan konsekuensi yang terjadi.

Untuk konteks pandemi korona, berada dan bekerja di luar rumah beresiko besar. Bukan saja bagi orangtua, tetapi itu bisa berdampak pada anggota keluarga lainnya di rumah.

Namun, pada sisi anak, penerimaan pada situasi krisis di keluarga bukanlah perkara gampang. Bergantung pada model pendidikan yang dibangun di keluarga. Terlebih lagi, jika anak sudah terbiasa ditempatkan sebagai penerima tanpa dibarengi metode pendidikan tertentu.

Orangtua kerap berlaku menempatkan dirinya sebagai penyedia atau pemberi kebutuhan kepada anak. Acap kali anak hanya menerima. Anak tidak diarahkan untuk peka melihat bagaimana orangtua mendapatkan hal itu. Semenjak lahir, anak umumnya sudah terbiasa dengan situasi seperti ini.

Situasi ini secara tidak langsung bisa menyulitkan anak saat berada di tengah situasi yang tidak biasanya. Contohnya, kondisi krisis di keluarga karena pandemi corona. Rasa marah, kecewa dan pelbagai rupa penolakan terlahir sebagai bentuk protes pada situasi tersebut.  

Menyikapi ini, Kesadaran anak seyogianya sudah dilatih sejak dini. Kesadaran bukan saja memahami dirinya sebagai penerima semata. Anak juga dilatih untuk tahu dan sadar bagaimana orangtua mendapatkan apa yang disediakan bagi mereka. Dengan kata lain, anak juga diarahkan untuk melihat, mencermati dan memahami kondisi keluarga.  

Karakter anak yang peka, hasil dari proses pendidikan di keluarga
Kesulitan orangtua selama masa pandemi sejatinya juga menjadi kepekaan dan kepedulian  anak. Namun, tidak jarang terjadi orangtua berupaya untuk menjadikan kesulitan itu terbatas pada mereka sendiri, dan membiarkan anak menjauh dari kesulitan tersebut. Di sinilah letak hati maha mulia dari orangtua.

Di lain pihak, anak juga mesti dididik untuk merasakan apa yang dialami oleh orangtua. Kerja keras, pengorbanan, dan ketekunan orangtua dalam menopang kehidupan keluarga menjadi bahan pelajaran berharga bagi anak. Itu bisa menjadi contoh yang tertanam di dalam diri anak dan kelak dimanfaatkan saat berhadapan dengan realitas yang sama.

Cara hidup dan nasihat orangtua menjadi instrumen untuk menyadarkan dan membangun kepekaan pada anak tentang kondisi keluarga dan perjuangan orangtua. Memberi sesuatu kepada anak mesti dibarengi dengan nilai manfaat dari pemberian itu.

Bukan sekadar memberi untuk menyenangkan seorang anak. Tetapi memberi yang mengandung pelajaran agar anak tidak memanfaatkan secara salah pemberian itu ataukah dihancurkan oleh pemberian itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun