Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bertemu di Media Sosial, 1 Tahun 9 Bulan Kemudian Menikah

17 Desember 2019   10:57 Diperbarui: 17 Desember 2019   10:55 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: Kompas.com

Kehadiran media sosial (medsos) menghadirkan pelbagai macam kemudahan dan kemungkinan dalam relasi sosial. Kemudahan itu bisa berupa jaringan relasi dan pertemanan. Kemudahan itu juga hadir lewat penyebaran bisnis dan usaha. Banyak orang yang menggunakan medsos sebagai tempat penyebaran bisnis dan usaha.

Kemungkinan lain dari keberadaan media sosial adalah pencarian dan pertemuan jodoh. Tidak sedikit orang yang bertemu dengan patner hidup mereka lewat media sosial meski mereka berasal dari daerah dan negara yang berbeda.

Apalagi saat ini sudah banyak platform yang diciptkan dan dibuat untuk mengakomodasi keinginan bagi mereka yang mau mencari jodoh lewat media sosial.

Namanya John dan Maria (bukan nama yang sebenarnya) adalah salah satu contoh bagaimana mereka dipertemukan di media sosial. John bekerja di salah satu restauran cepat saji di Filipina, sementara Maria adalah tenaga kerja Filipina di luar negeri.

Mereka terpisahkan jarak dan waktu. Meski demikian, media sosial mempertemukan keduanya. Pada kenyataannya, kedua pasangan ini tinggak di provinsi yang berbeda di Filipina. Berkat medsos, jarak dan waktu bukanlah halangan bagi keduanya untuk menjalin relasi.

Ya, perjumpaan dan relasi Maria dan John bermula dari media sosial. Setelah sekian waktu berelasi lewat media sosial, keduanya pun memutuskan untuk bertemu dan kemudian melanjutkan relasi itu secara langsung.

Maria memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya di luar negeri dan kembali ke Filipina untuk bertemu dengan John. Beberapa bulan berelasi, Maria dan John kemudian memutuskan untuk menikah di Gereja.

Memang kadang sulit dimengerti tentang relasi yang terbangun dan berawal di media sosial. Belum pernah bertatap muka, tetapi ada rasa, koneksi dan kecocokan yang terbangun.  Apalagi kalau relasi itu berujung pada niat untuk menikah dan hidup bersama. Pertanyaan yang selalu muncul adalah apakah pertemuan di medsos itu menjamin kedalaman sebuah relasi?

Sejauh ini saya belum melihat kalau relasi yang terbangun di medsos seratus persen tidak memberikan keuntungan dan kedalaman relasi. Malahan relasi yang terbangun di medsos adalah fenomena baru yang bisa saja menjadi fenomena global. Bisa saja ke depannya, orang lebih memilih medsos sebagai medium untuk mencari jodoh dan membangun relasi.

Di satu sisi, medsos memberikan dampak positif bagi kehidupan sosial. John dan Mary merasakan dampak positif dari medsos itu. Mereka tidak hanya sekadar berchat, tetapi mau melanjutkan chatting itu lewat relasi yang berujung pada niat untuk mengikrarkan janji sebagai suami-istri.

Memang tidak gampang untuk mendeteksi kedalaman relasi yang terbangun di medsos. Acap kali terjadi kalau relasi di medsos penuh dengan penipuan dan kepalsuan. Orang tidak menampilkan diri sesungguhnya. Foto pun dimodifikasi agar terlihat menarik. Kata-kata terbentuk karena situasi dan kondisi. Jadinya, ada gap antara dunia nyata dengan dunia maya.

Pengalaman John dan Mary mau menunjukkan kalau kedua belah pihak benar-benar ingin mencari patner lewat medsos. Saat mereka bertemu, mereka menemukan kecocokan. Kecocokan itu diperkuat saat mereka melanjutkan bertemu secara langsung.

Pilihan untuk menikah adalah bukti bahwa mereka melihat medsos sebagai medium yang tepat untuk mencari pasangan hidup. Dengan kata lain, mereka tidak melihat medsos sekadar medium untuk menghabiskan waktu berchat dengan orang yang tidak dikenal, tetapi melihat itu sebagai kemungkinan untuk membangun relasi.

Selain itu, mereka tidak menilai medsos hanya medium untuk menyembunyikan diri dan menipu pihak lain. Sebaliknya, mereka sungguh menyadari medsos bisa dijadikan alat unttuk melanggengkan niat mereka untuk menemukan jodoh atau patner hidup.

Pada titik ini, kita pun mungkin bisa disadarkan kalau medsos bisa menjadi jembatan bagi kita untuk membangun sebuah relasi. Medsos bisa dijadikan medium untuk menemukan seseorang yang cocok dengan kehidupan kita.

Di balik itu, kita juga mesti waspada pada segala kepalsuan dan jebakan yang bisa hadir lewat medsos.

Kewaspadaan itu bisa berawal dari sikap selektif kita menerima permintaan teman dan berdialog dengan sesama netizen. Kadang kala ada orang yang begitu manis tetapi di balik sikap seperti itu tersembunyi niat terselubung.

Karenanya kita butuh waktu dalam berchating. Kita tidak gampang percaya  pada kata-kata yang diutarakan.

Kita juga mesti bersabar dalam membangun relasi. Kesabaran kadang memberikan jawaban dari tujuan terjadinya relasi tersebut.  Kesabaran itu akan membangun kecocokan dan kemudian mengantarkan setiap pihak pada relasi yang lebih mendalam.  

Medsos bisa menjadi medium untuk mengakrabkan dan membentuk sebuah relasi. Niat positif dan kesadaran baik dari pengguna medsos adalah fondasi dalam menciptakan relasi yang diinginkan itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun