Mohon tunggu...
DONY PURNOMO
DONY PURNOMO Mohon Tunggu... Pengajar dan Penulis

Aktivitas sehari-hari sebagai guru, suka berwirausaha, dan suka menuliskan buah pikiran dalam coretan-coretan sederhana. kunjungi pula tulisan saya yang lain di http://pinterdw.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengenal Jenis "Bullying"

19 Juli 2017   08:26 Diperbarui: 19 Juli 2017   09:52 1952
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Ilustasi Bullying (www.verywell.com)

Beberapa waktu lalu media dihebohkan oleh kasus bullying yang terjadi di thamrin city. Yang membuat miris adalah pelakunya dilakukan oleh anak yang masih dibawah umur dan hanya dipicu karena masalah yang sepele saja yaitu karena gesekan antar geng anak-anak kecil. Fenomena ini menandakan jika bullying telah menjadi fenomena yang serius dan perlu segera ditangani.

Istilah bullying berasal dari kata bully yang mengacu pad ancaman yang dilakukan seseorang kepada orang lain yang memberikan dampak gangguan fisik maupun psikis. Gangguan fisik bisa berupa luka-luka akibat tindakan yang dilakukan pembully, sedangkan gangguan psikis dapat berupa ketakutan, minder hingga pada strees. Bullying biasanya dilakukan oleh dominasi mayoritas kepada minoritas misalnya memiliki fisik berbeda, pendiam, lemah, penakut dan juga kelemahan-kelamahan yang lain.

Bentuk-bentuk Bullying

Berbagai macam bentuk Bullying yang sering ditemui di kalangan masyarakat dan sering dilakukan yaitu;

1. Bullying Fisik

Bullying fisik dilakukan dengan cara menyakiti secara fisik seperti memukul, menjambak, menendang, mencakar, mengikat, menampar, meludahi dan hal-hal lain yang bersifat fisik

2. Bullying Verbal

Bullying yang dilakukan dengan cara memberikan dalam bentuk ucapan seperti memaki, memarahi, menuduh, menjuluki, meneriaki dan ucapan yang lain.

3. Bullying psikis

Bullyingyang dilakukan untuk membuat orang yang dibullymemiliki gangguan secara psikis, seperti meneror, mempermalukan, mengintimidasi dan lainnya.

4. Bullying media

Bullying media dilakukan dengan memanfaatkan media untuk menggangu orang lain, misalnya melalui media sosial dan melalui media massa. Tipe bullying ini sangat banyak kita temui saat kita membuka media sosial.

Penyebab Bullying

Fenomena bullying yang sering terjadi biasanya karena hal-hal sepele, berikut adalah beberapa hal yang dapat memacu terjadi aksi bullying;

1. Senioritas

Aksi Bullying biasanya terjadi karena ada senioritas dan yunioritas, sehingga senior merasa paling berkuasa dibandingkan yuniornya. Hal ini sering terjadi di sekolah yaitu kakak kelas membully adik kelasnya. Karena sang kakak kelas mengganggap lebih kuat, lebih berkuasa dan juga lebih keren dibanding adik kelasnya.

Ilustrasi: Bullying karena seniorotas (sumber: youthfulplanet2a6.wordpress.com)
Ilustrasi: Bullying karena seniorotas (sumber: youthfulplanet2a6.wordpress.com)
2. Pengaruh teman sepermaninan

Teman memiliki pengaruh yang besar, karena biasanya bullying dilakukan secara berkelompok. Karena dengan kelompok ini pembully akan merasa lebih kuat karena didukung oleh teman-teman sekelompoknya.

Foto: Bullying berkelompok (liliaf.blog.upi.edu)
Foto: Bullying berkelompok (liliaf.blog.upi.edu)
3. Meniru orang tua

Anak adalah peniru yang ulung, apa yang dilihatnya sangatlah mudah untuk tertular. Anak yang sering melihat, mendengar dan mendapat makian, kekerasan fisik, kata jorok dalam keluarga akan memiliki potensi untuk melakukan bullying pada orang lain karena ia menganggap hal itu sudah wajar  seperti yang dilakukan orangtuanya.

Foto: ilustasi orangtua bertengkar (wadahinformasi.com)
Foto: ilustasi orangtua bertengkar (wadahinformasi.com)
4. Aksi balas dendam

Secara naluri manusia ketika ia disakiti maka ia akan memiliki hasrat untuk melakukan balas dendam karena ia merasa tidak mengenakkaan dengan apa yang ia alami. Anak yang pernah mendapatkan bullying memiliki kemungkinan untuk melakukan bullying kepada orang lain karena ia merasa tersakiti, sehingga perlu melampiaskan kekesalannya kepada orang lain. Hal ini biasanya dilakukan pada orang yang ia anggap lebih lemah daripada dia.

Foto: Ilustrasi Bullying pada yang lebih lemah (pastorsfeistywife.com)
Foto: Ilustrasi Bullying pada yang lebih lemah (pastorsfeistywife.com)
5. Terinsiprasi Film dan Gim

Film dan game sangat familier dengan dunia anak sehingga apa yang sering ia lihat dalam film diterapkan di dunia nyata. Misal anak sering melihat film tembak-tembakan maka ia akan terinsiprasi untuk bermain tembak-tembakan. Apa yang sering ia lihat maka ia akan berusaha untuk mempraktekkanya tanpa difikirkan efeknya. Game juga memiliki efek sebagai inspirasi untuk membully karena anak dapat bertindak seperti yang ia inginkan seperti memukul, menembak, menabrak dan aksi-aksi yang lainnya.

Foto: Ilustrasi anak bermain game (infospesial.net)
Foto: Ilustrasi anak bermain game (infospesial.net)
Dengan maraknya aksi bully yang terjadi dibutuhkan peran orangtua untuk mendampingi anak-anaknya dalam menumbuhkan kepercayaan diri. Berikan bimbingan jika ia tercipta menjadi anak yang setara dengan teman-temannya tanpa adanya sikap sombong dan arogan. Sehingga ia akan tumbuh menjadi pribadi yang optimis dan siap untuk menghadapi tantangan ia menghadangnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun