Mohon tunggu...
Donny rumagit
Donny rumagit Mohon Tunggu... Petani - Saya saat ini beraktivitas sebagai petani

Lahir di langowan

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kisah Petani Kelelondey, Tomat yang Memberi, Tomat yang Mengambil

5 Agustus 2020   09:22 Diperbarui: 5 Agustus 2020   09:11 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Om Tani Pe Cerita (edisi 13)

Kisah Petani Kelelondey//

Tomat yang Memberi, Tomat yang Mengambil///

Selamat pagi, apa kabar om Tani pe tamang-tamang? Semoga kita semua dalam keadaan sehat ditengah ancaman wabah Virus Corona ini.
Pagi ini, Om Tani mendapat kabar gembira dari mitra kerja. Tomat telah dipanen dan telah terjual dengan harga yang cukup memuaskan. "So terjual tadi pagi, harga 105 ribu per kas," ujar Jakson Sepang yang telah tiga bulan lebih menanam, merawat tanaman jenis hortikultura di perkebunan antara walewangko dan Kopiwangker.

Sudah hampir 10 tahun lebih, Om Tani bermitra dengan tamang-tamang petani mengelola berbagai tanaman hortikultura, seperti Tomat, Cabe keriting dan cabe rawit dengan system bagi hasil.

Bagi petani yang punya pengalaman menanam tomat, punya cerita baik suka dan duka, sehingga ada istilah yang popular di kalangan petani yaitu "Tomat yang memberi, tomat yang mengambil,". 

Menurut Om Veki Manarainsong salah satu petani Kelelondey, ungkapan ini dilontarkan oleh para petani tomat yang ada dikelelondey. Apabila harga melonjak naik saat panen maka ungkapan tomat memberi berlaku, malahan ada salah satu petani Kelelondey usai panen membeli dua mobil baru langsung cash, tapi saat harga anjlok, tomatpun tidak dipanen dan segala biaya yang dikeluarkan ludes. 

Padahal modal menanam tomat adalah pinjaman dari pihak ketiga dan tak mampu membayar akhirnya rumah yang digadaikan harus direlakan untuk diambil pihak lain karena tidak mampu lagi membayar. Saat itulah ungkapan Tomat yang mengambil berlaku. 

"Ini Cerita petani tomat di Kelelondey, ada salah satu petani waktu tomat naik sampai 700 per kas, hasilnya panennya hampir 1 Miliar dan langsung membeli dua mobil baru. Itu yang disebut tomat memberi. Ada juga cerita dari salah satu petani yang membuka lahan yang cukup besar dan menanam waktu itu sekitar 30 ribu pohon tapi saat panen harganya hanya 10 ribu per kas, jadi tidak dipanen dan modalnya berasal dari pinjaman dari rentenir, karena sudah tidak mampu lagi membayarnya maka rumah tinggal disita. Itulah yang disebut Tomat yang mengambil" ujar Om Kalamang sapaan akrabnya.

Berdasarkan penelusuran Om Tani, diera tahun 90-an, para petani Kelelondey dan Langowan raya mulai beralih menanam tanaman tomat dari tomat biasa atau tomat utang istilah dari petani kala itu, ke tomat variaetas baru yang disebut tomat apel karena bentuk buahnya seperti apel dan besar. 

Tomat jenis varietas baru ini, pertama kali di kenalkan oleh Ketua KTNA Sulut Lexi Solang dan popular ditahun 2000-an awal. " Petani disini waktu itu menanam tomat biasa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun