Mohon tunggu...
Doni Bastian
Doni Bastian Mohon Tunggu... Penulis - SEO Specialist

Sekadar berbagi cerita..

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rahasia Nenek Penjual Bunga Cempaka

4 Maret 2014   04:38 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:16 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13939036581314782796

[caption id="attachment_325778" align="aligncenter" width="346" caption="ilustrasi : Anggraini Indra"][/caption]

berjalan tertatih seorang perempuan renta
membawa tubuh rapuh telah dimakan usia
saban pagi ke pasar menjual bunga cempaka
tuk mengisi lembar akhir masa kehidupannya

kala sang surya telah berada di titik tertinggi
usai bekerja dia segera menuju sebuah surau
berniat panjatkan doa kepada yang maha suci
mengisi relung hati menyejuk jiwa yang parau

ada satu hal yang dilakukannya usai tunaikan ibadah
perempuan itu kemudian bergegas menuju pekarangan
tubuhnya gemetaran membungkuk nampak susah payah
dipungutinya satu per satu daun yang luruh berserakan

meski panas terik mentari membakar sekujur kulitnya
seolah tak menyurutkan niat tuk bersihkan dedaunan
banyak orang tak sampai hati merasa iba bila melihatnya
tiada yang tahu apa yang membuatnya berbuat demikian

hingga suatu ketika seorang kiai dipercaya mendekatinya
sekedar bertanya sesungguhnya apa yang sedang terjadi
dia lalu mengurai nasihat sederhana namun penuh makna
sebuah rahasia yang tak boleh dibuka hingga dirinya mati


sampailah waktu yang mengantarnya ke akhir peristirahatan
rahasia yang selama ini terpendam barulah dapat di kisahkan
mengapa perempuan tua itu memunguti dedaunan dipekarangan
sebab didalam hatinya merasa kotor seperti daun yang berserakan

kepada seorang kiai perempuan itu bersaksi
saya ini hanyalah perempuan bodoh, pak Kiai..
saya tahu amal-amal saya tak banyak berarti
mungkin juga saya tidak benar dalam melakoni

sayapun tak mungkin selamat pada hari akhirat
tanpa ada syafaat dari Kanjeng Nabi Muhammad

setiap saya memungut selembar daun ini
saya lantunkan satu salawat kepada nabi
sebab jika tiba suatu saat kelak saya mati
saya berharap dapat bersama Kanjeng Nabi

“Biarlah semua daun berserakan itu bersaksi
bahwa saya membacakan salawat kepadanya.”

.oOo.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun