1. Kesunyian Rumah Sakit
Suara mesin monitor jantung berdetak monoton. Raka terbaring di ranjang rumah sakit, tubuhnya ringkih, napasnya tersengal. Bau obat-obatan dan desinfektan menusuk hidung. Di sampingnya, ibunya yang sudah renta menggenggam tangan Raka erat-erat, seolah takut melepaskannya.
"Bertahanlah, Nak," suara ibunya serak, penuh doa yang tak terdengar.
Namun dalam hati, Raka tahu tubuhnya sudah menyerah. Setiap tarikan napas terasa seperti beban berat. Ia memejamkan mata, pasrah. Dunia makin samar, suara makin jauh. Lalu, seolah ada tali yang putus, ia merasa melayang.
Senyap.
Tidak ada lagi rasa sakit.
2. Taman yang Abadi
Ketika membuka mata, Raka terkejut. Ia berdiri di sebuah taman luas yang tak pernah ia lihat sebelumnya. Rumput hijau segar terhampar sejauh mata memandang, dihiasi bunga-bunga yang warnanya tak pernah ada di bumi. Ada mawar berkilau keperakan, anggrek yang bercahaya lembut, dan pohon raksasa dengan daun yang berbisik seperti suara manusia.
Langit di atasnya berwarna keemasan, matahari seakan tak pernah tenggelam. Aneh, tak ada bayangan di tanah. Cahaya itu bukan membakar, melainkan menghangatkan jiwa.
Raka menghela napas. Tak ada lagi rasa sesak. Tubuhnya terasa ringan, seakan ia bisa berlari tanpa pernah lelah.