Mohon tunggu...
Doni Arief
Doni Arief Mohon Tunggu... Dosen - Faqir Ilmu

Pencari dan penikmat kebenaran paripurna

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Selamat Tinggal Modernisme, Selamat datang Postmodernisme

15 Juli 2019   08:15 Diperbarui: 28 Juni 2021   22:27 6093
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akibatnya manusia cenderung bersifat individualistik dan sulit untuk berkomunikasi dengan dunia yang berada di luar dirinya. Tahap perkembangan fragmentasi adalah egalitarianisme yang berusaha mengkritik struktur agama secara hierarki. Kritik egaliterianisme menekankan prinsip persamaan dan kemampuan individual dalam beragama.17

Modernisme membawa kemajuan yang spektakuler dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Di satu sisi, modernisme kehilangan landasan spritualitas keagamaan, sehingga manusia modern semakin kehilangan identitas kemanusiaannya. Manusia modern mengalami dekandensi moral dan degradasi nilai-nilai kemanusiaan. 

Perubahan dramatis dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, tidak disertai dengan kesiapan mentalitas manusia, sehingga manusia modern mengalami krisis primordial yang sering disebut dengan "nestapa manusia modern". 

Ketidaksiapan mentalitas manusia modern dalam menghadapi realitas sosialnya telah menyebabkan mereka melakukan eskapisme yang berujung pada terjadinya kehampaan hidup (hollow man) dari nilai-nilai spritualitas keagamaan. 

Baca juga : Teologi Absensia: Tawaran Berteologi dalam Konteks Postmodernisme

Manusia modern terjebak ke dalam split personality yang selalu menggunakan topeng sosial serta berusaha menyembunyikan identitasnya dalam suasana hipokrit. 

Manusia modern telah kehilangan nilai-nilai parrenial yang terdapat dalam spritualitas agama, sehingga mereka akan dikendalikan secara mekanistik tanpa mempertimbangkan nilai ketenangan psikis yang ditawarkan oleh agama. 

Dapat disimpulkan bahwa modernisme ditandai dengan adanya pengakuan kemerdekaan manusia, revolusi ilmu pengetahuan (scientific revolution) dan degradasi nilai-nilai keagamaan. 

Selain itu, modernisme juga ditandai dengan semakin berkembangnya pertumbuhan masyarakat yang semakin tidak terkontrol, kerusakan lingkungan hidup akibat industrialisasi dan munculnya kejenuhan manusia terhadap makna kemanusiaan yang semakin materialistik.

Seiring semakin terdegradasinya nilai keagamaan di masa modernisme, maka Patricia Aburdane dan John Naisbitt sebagai tokoh futurolog dalam karyanya Mega Trend 2000: Ten New Direction for the 1990's memprediksikan bahwa di abad 21 akan muncul kembali kebangkitan agama (religion resurgence). 

Manusia berusaha menemukan kembali nilai-nilai kemanusiaannya dalam agama. Rasionalitas ternyata tidak mampu menyelesaikan persoalan kejiwaan manusia, oleh karena itu manusia mulai melirik kembali alternatif penyelesaian ketenangan jiwa yang ditawarkan oleh agama. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun