Mohon tunggu...
Dongeng Kopi
Dongeng Kopi Mohon Tunggu... Pramusaji - Berbiji baik, tumbuh baik!

Kedai Kopi yang terintegrasi dengan Taman Baca Alimin, serta Rumah Sangrai yang menghasilkan aneka kopi biji dan bubuk. Ruang paling pas untuk buku, kopi dan komunitas. Hadir di Umbulmartani, berada di kaki Merapi, dan Sasana Krida Dongeng Kopi Roastery di Tirtomartani, 700 meter dari Candi Kedulan, 5 Kilometer dari Candi Prambanan. Keduanya ada di Sleman Jogjakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kabar dari Dongeng Kopi, Kenaikan Harga Kopi dan Bahan Pokok Lain

3 Maret 2024   19:56 Diperbarui: 3 Maret 2024   19:58 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketika beras mahal, rakyat menjerit. Dok Dongeng kopi

Ketika nasi si miskin dicuri penguasa lalim, kedai kopi menjadi tempat sambatan paling lantang.

Ini bukan bualan. Bukan dongeng epos perjuangan. Ini beneran. Rekam jejak sambatan di kedai kopi tercatat dalam sejarah terjadi pada tahun 1511 di Arab, 1524 di Turki, 1532 di Mesir, 1675 di Inggris, 1686 di Perancis, 1765 di Amerika Serikat, 1777 di Jerman, dan tahun demi tahun abad demi abad berlalu, kedai kopi tetap menjadi ruang percakapan ngrasanin negara yang sewenang wenang terhadap rakyat.

Dari kedai kedai di berbagai wilayah itulah lantas angin segar perubahan lahir, revolusi mengalir dan terjadi pergerakan atas nama keadilan sosial, kebebasan, dan kesejahteraan yang merata dan merubah wajah baru dari otoritarian ke demokratis. 

Jika kamu datang ke kedai kopi tidak ada sambatan, percayalah, esensi kedai kopi yang menjadi radikal konsentrasi perubahan telah kehilangan marwahnya.

Tentu banyak sebabnya. Bisa jadi takut digerus seperti biji kopi yang hendak diseduh, lumat hanya tersisa remah disiram air panas larut, habis direguk dari bibir cangkir, atau barangkali para pelaku kopi semakin ahistoris, terpisah dari realita lantas memilih menjadi bagian dari komprador, main aman turut melanggengkan praktik praktik kotor memberangus kesadaran massa dengan turut membenarkan keadaan ini adalah takdir yang tak perlu diperjuangkan dan menganggap ini sudah suratan dan mengulang pesan tugas untuk pasrah; nerima ing pandum.

Ini bukan bualan, ketika harga beras meningkat pesat, kopi substitusi bisa jadi akan ramai diminati. Sebab secangkir kopi di kedai kesayanganmu harganya dua kali satuan terkecil dari lima porsi nasi.

Bila kedaimu masih menjual kopi terbaik, yang harga bahan bakunya sudah mendahului sembako, dan kamu tak juga bersuara, tetap diam melihat keadaan, percayalah gelombang hantaman situasi tetap juga akan menghampirimu.

Karena kami bukan bagian dari @kemensosri per Februari kemarin harga biji dari Sasana Krida Dongeng Kopi Roastery juga menyesuaikan lantaran kahanan. Mohon dimaklumi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun