Pengalaman Melewati Duka Sebagai Orang tua Tunggal
Membaca artikel headline dari akun resmi Kompasiana, tertanggal 28 Agustus 2025 bertajuk, "Survive Jadi Orang tua Tunggal: Yuk, Share Ceritamu!", berhasil mengingatkan kembali pengalaman seseorang yang hendak saya bagikan kali ini.
Secara pribadi saya tak punya pengalaman menjadi orang tua tunggal yang survive melewatinya. Tapi saya punya cerita tentang pengalaman seorang tante (kerabat jauh dari ibu), yang menurut saya baik mengembannya karena itu jadi alasan untuk dibagikan di sini.
Anda tentu sepakat bahwa tak ada sekolah untuk menjadi orang tua. Artinya tak ada ada pendidikan dan pelatihan ketrampilan bagaimana menjadi orang tua sukses, dan itulah salah satu sebabnya tugas menjadi orang tua begitu sulit dan berat.
Jika menjadi orang tua yang masih lengkap terasa sulit, apalagi bagi orang tua tunggal. Bahkan tentu akan semakin sukar pula, bila kondisi awal menjadi orang tua tunggal membuntut pengalaman dukacita karena ditinggal meninggal oleh pasangan.
Ibaratnya, menjadi orang tua yang masih utuh bagaikan menelusuri lika-liku jalan menuju puncak gunung Binaya di Maluku, sementara menjadi orang tua tunggal berbeban duka bagaikan melewati jalan sama sambil memikul karung beras seberat 100 kg di bahu.
Di tengah kondisi sama, menarik menemukan pengalaman seorang tante yang menurut saya berhasil menjadi orang tua tungal kurang lebih 20 tahun bagi kedua anaknya.
Tantangan awal yang berat kala itu menurutnya adalah menghadapi dukacita kehilangan suami dan ayah dari anak-anaknya. Juga tuturnya bahwa kemampuan melewati itu menentukan bagian besar masalah yang dihadapinya sebagai orang tua tunggal teratasi.
Tertarik dengan pengalaman perjuangannya itu, dan kebetulan untuk sebuah keperluan saya sengaja mewawancarai dan mendengar ceritanya pada bulan November 2024 silam.
Berikut beberapa simpulan dan pelajaran dari pengalamannya, seorang ibu yang juga adalah seorang pegawai negeri tepatnya seorang guru SD. Bagaimana perjuangannya menjadi singel parent diawali perjalanan melewati beratnya duka kehilangan sang suami.
Menguatkan Diri Sendiri Sebagai Orang tua
"Saya harus bisa kuatkan diri sendiri dalam kondisi duka itu, supaya bisa kuatkan anak-anak!" begitulah tanggapan sang tante ketika ditanya kala itu, langkah awal apa yang dipikirkannya untuk membesarkan anak-anaknya.