Mohon tunggu...
Farhandika Mursyid
Farhandika Mursyid Mohon Tunggu... Dokter - Seorang dokter yang hanya doyan menulis dari pikiran yang sumpek ini.

Penulis Buku "Ketika Di Dalam Penjara : Cerita dan Fakta tentang Kecanduan Pornografi" (2017), seorang pembelajar murni, seorang penggemar beberapa budaya Jepang, penulis artikel random, pencari jati diri, dan masih jomblo. Find me at ketikanfarhan(dot)com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Nostalgia Itu Bernama Kutukan

6 November 2017   19:57 Diperbarui: 6 November 2017   20:06 808
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hingga, suatu saat, aku pun terbangun di rumah yang aku kenal. Ternyata, itu rumahnya Wiwin. Teman yang ku kenal pada ospek universitas ini sudah aku anggap sebagai sahabat untuk sekedar teman curhat ataupun bertukar informasi. Dia ternyata membawaku pulang bersama temannya. Kelak, aku ketahui bahwa dia teman sekosnya Wiwin. Namanya Zaki. Dia sendiri sedang berjuang untuk diterima kuliah, dan sekarang sedang mengumpulkan duit untuk berkuliah sambil bekerja.

"Bro Andi, yang sabar ya, Bro. Memang sih, si Tino mah gitu orangnya."

"Iya, Bro Wiwin. Makasih banyak lho. Aku sangat menyesal ga dengerin nasehatmu sebelumnya. Harusnya aku ikuti saranmu dan mencoba untuk meniti karir di jalur berbeda."

"Sebenarnya sih, si Tino emang orangnya gitu, Bro. Ga senang jika ada orang yang melebihi dia dalam karirnya. Terutama sih, dalam hal menulis. Zaki ini juga korbannya dia pas SMA. Cuma, nasibnya ga separah kamu, bro. Meski, pada ujungnya, dia juga jadi babu."

"Babu gimana bro?"

"Ya, Babu, Bro. Jadi, aku itu disuruh sama si Tino untuk nulis artikel buat dia. Dengan syarat, aku kelak akan dibebaskan dari segala macam fitnah dan ancaman. Aku turuti aja sih permintaannya sampai aku pun sadar kalau aku sudah jadi budaknya. Aku disuruh nulis 10 artikel sampai mampus waktu itu dan dia justru berleha-leha ikut tes masuk Universitas. Ujungnya, aku pun tidak lolos dan dia lolos setelah memamerkan prestasi bualannya itu di depan para wawancara. Ya, sekarang sih aku ngulang lagi untuk tes masuk kampus. Intinya, satu, aku bikin artikel, ntar dia baca, kalau ga sesuai, entar dia akan marah dan ancam bakal bawa pasukan untuk menghabisiku."


"Terus, kamu ga lapor gitu kah, Bro Zaki ke teman dekatnya?"

"Mereka semua udah terlanjur percaya gitu sama Tino. Susah banget untuk mengekspos kebusukannya. Dia selalu pandai menggunakan lidahnya untuk menangkis segala serangan. Jika sudah gagal, dia muali kerahkan segala pasukan untuk menutupinya. Aku pernah kok sampe dipukul bahkan diancam akan dibunuh."

"Waduh. Seram juga, Bro. Aku juga kayaknya ngalamin yang kayak gitu sekarang."

"Bro Andi, Wiwin udah cerita banyak soal masalahmu itu. Kamu memang harus bersabar dan banyak berdoa. Kita orang yang tidak berada ini akan sulit mengalahkannya."

"Iya, Bro Zaki. Semoga dia mendapatkan hidayah deh."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun