Mohon tunggu...
Doharman Sitopu
Doharman Sitopu Mohon Tunggu... Penulis - Manajemen dan Motivasi

Seorang Pembelajar berbasis etos , Founder sebuah lembaga Training Consulting, Alumni YOKOHAMA KENSHU CENTER--JAPAN, Alumni PROAKTIF SCHOOLEN JAKARTA, Penulis buku "Menjadi Ghost Writer"--Chitra Dega Publishing 2010, Founder sebuah perusahaan Mechanical Electrical (Khususnya HVAC), Magister dalam ilmu manajemen, Memiliki impian menjadi Guru.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

The Power Of Word Of Mouth

31 Mei 2013   15:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:44 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa waktu yang lalu Saya menawarkan sebuah program pelatihan pada seorang CEO di sebuah perusahaan di Cikarang. Apa yang terjadi?  Saya ditolak mentah-mentah. Hal ini membuat Saya cukup terkejut kendati tidak hingga patah arang, malah sebaliknya merasa tertantang untuk “menaklukkan” sang boss yang Saya nilai agak sombong ini.

Apa pasalnya sih sehingga CEO itu menolak penawaran Saya? Wah ternyata permasalahannya hanya hal sepele dan tidak prinsip. Ngapain nyodorin Saya pelatihan yang trainernya jauh-jauh dari luar kota? Bukannya di jabodetabek ini juga ada banyak trainer yang bisa Anda ajukan ke Saya? Begitu omongan sang boss dengan ketusnya pada  Saya.

Karena sangat mengenal karakter pemilik perusahaan yang satu ini, Saya menghindari untuk melakukan argumentasi secara frontal dan berlebihan, karena bisa fatal akibatnya. Dalam hati Saya meng-affirmasi pada diri sendiri “mengalah untuk menang”. Bukannya dapat order, malah bisa-bisa dapat dampratan bila Saya mendebat beliau.  Akhirnya saya pamit dan berjanji akan kembali kemudian.

Pada tanggal 30 April 2013, dengan bantuan seorang teman berinisial HC, kami mendatangkan sang trainer yang nota bene tinggal jauh di kota lain, untuk memberikan presentasi pada pemimpin perusahaan di Cikarang itu. Apa yang terjadi?  Ternyata sang trainer yang ada di depan kami adalah pelatih yang sering diceritakan oleh temannya sang boss, sehingga presentasi siang itu lebih cocok disebut “ngobrol” dalam situasi yang sangat cair. Finally, I get the job. EUREKA. ( Saya keluar dari ruang meeting bak Archimedes yang baru saja menemukan hukum fisika yang terkenal itu).

Apa yang ingin saya bagikan dari kisah nyata ini adalah bahwa referensi itu sangat penting dalam bisnis kita. Orang sering kali lebih percaya pada pendapat teman dan relasinya ketimbang kepada orang yang belum dikenalnya dengan baik. Misalnya seorang sales yang baru saja dikenal, kemudian serta merta menawarkan produk atau jasa, maka dapat dipastikan sangat kecil kemungkinannya. Oleh karena itu, bila ingin meyakinkan seseorang, ada baiknya meminta pendapat/testimoni dari relasi atau teman dekatnya. Kemungkinan berhasilnya sangat besar. Selamat mencoba.

Salam Referensi

Doharman Sitopu

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun