Mohon tunggu...
Dohar RonalSitompul
Dohar RonalSitompul Mohon Tunggu... Dosen - dosen

saya suka membaca dan menulis dan juga senang memberikan motivasi

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Perjalanan Prabowo Subianto: "Dari Jatuh Bangun dalam Kehidupan Pribadi Hingga Kepemimpinan Politik yang Berpengaruh"

16 Februari 2024   18:13 Diperbarui: 16 Februari 2024   18:16 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Capture dekstop/edit photoshop by Ronal

Ketika kita membicarakan pak Prabowo Subianto pasti ada pro dan kontra dan itu sudah pasti, antara pendukung garis keras dengan pembenci yang militan. Akan susah satu meja untuk duduk ngopi bersama dan menyamakan pandangan mereka.

Lebih lanjut lagi, Prabowo lahir 17 Oktober 1951 dan pada tanggal 8 Mei 1983 beliau menikah dengan Ibu Siti Hediati Hariyadi (Titik Soeharto) demikian nama panggilan ibu yang lebih dikenal orang. Dan dari pernikahan tersebut melahirkan seorang putra bernama Ragowo Hediprasetyo Djojohadikusumo atau Didit Hediprasetyo dan mas Didit ini perancang busana yang sangat Profesional dan telah dikenal dimancanegara. Pernikahan Prabowo terjadi selama 15 tahun, karena pada tahun 1998 beliau harus rela berpisah dengan istri yang sangat dicintainya, mengapa saya katakana begitu karena sampai hari ini (jumat, 16 Pebruari 2024) pak Prabowo tetap sendiri demikian juga dengan ibu Titik sampai hari ini tetap masih sendiri.

Pada tahun 1998 cobaan itu datang yang mengguncang kehidupan rumah tangga dan juga karir militernya berhenti, adakah secercah harapan pada masa itu? Atau hanya rasa pilu yang menyelimuti dengan hati yang pasrah ataukah hati yang tegar dan memiliki pengharapan?

Bukan jenderal namanya kalau hanya menyerah kepada keadaan yang sementara, pak Prabowo menghabiskan waktunya kurang lebih selama tiga tahun berada di Yordania dan menurut beberapa informasi beliau ditawari jadi warga negara Yordania, namun pak Prabowo menolak hal itu, juga beliau sempat melatih militer disana untuk beberapa saat.

Yang namanya mencintai tanah air beliau kembali ke Indonesia, dan memulai kehidupan dari nol dan menjadi masyarakat biasa, membuka usaha tidak semudah yang kita bayangkan jatuh bangun juga dalam membangun usahanya beliau. Sekali lagi yang namanya jenderal tidak akan mudah menyerah.

Mendirikan Partai Gerindra (Gerakan Indonesia Raya), pernah mengabdikan diri di Golkar dan menjadi kader Golkar, dan setelahnya akhirnya beliau keluar dari Partai yang berlambang Beringin tersebut dan berdirilah 'Partai Gerindra' lewat partai ini ada banyak kadernya yang menjadi pemimpin, seperti Ridwan Kamil, Jokowidodo, Ahok, Kang Dedy, Anis Baswedan, Sandiaga Uno dan banyak lagi yang menjadi pemimpin negeri ini. Semua itu tidak mudah diraih, pasti ada polemik didalamnya, bahkan dari beberapa orang yang pernah beliau usung akhirnya menjadi rivalnya beliau dalam kontestasi Pilpres.

Ikut dalam Pilpres, dimulai dari Capresnya ibu Megawati pada tahun 2009, lanjut lagi di Pilpres 2014 berpasangan dengan Pak Hatta Rajasa melawan pak Jokowidodo yang berpasangan dengan pak Jusuf Kalla (JK) pada pilpres ini, beliau juga mengalami hal yang luar biasa dimana pada waktu itu dengan berbagai polemik dan intrik dunia politik pak Prabowo berhadapan dengan pak Jokowidodo yang pernah beliau usung menjadi gubernur DKI-Jakarta. Singkat ceritanya beliau kalah, apakah pak Prabowo menyerah? Sekali lagi tidak.

Harus berhadapan lagi di Pilpres 2019 melawan pak Jokowidodo kali ini mereka memilik Capres yang tidak sama dengan sebelumnya, pak Prabowo dengan pak Sandiaga Uno dan pak Jokowidodo (Jokowi) dengan pak Ma'ruf Amin. Tentu juga ini bukan jalan yang mudah pak Jokowi sebagai petahana tapi apakah pak Prabowo mudur, jawabnya tidak, sekalipun kalah pada Pilpres 2019 beliau dengan legowo mengikuti pelantikan pak Jokowi dan tidak berhenti sampai disitu, beliau juga menjadi menterinya pak Jokowidodo dan perkara ini bukanlah perkara yang gampang.

Ketika beliau bergabung ke pemerintahannya pak Jokowidodo, seperti yang saya tulis diatas tentu ini bukan perkara yang gampang namun lewat tindakan beliau yang dengan rela hati menjadi menterinya pak Jokowidodo maka kehangatan yang pernah tercipta diantara pendukung cebong dan kampret (nama yang disematkan kepada pendukung pak Jokowi dan pak Prabowo) pada masa itu menjadi adem, dan kita harus menerima kebesaran hati seorang Jenderal.

Pada pemilu 2024 beliau ikut lagi dan kali ini luar biasa, kenapa? Karena anak sulungnya pak Jokowidodo menjadi wakilnya dalam kontestasi pilpres 2024, kali ini beliau juga berhadapan dengan Anis Baswedan orang yang pernah beliau usung di Pilgub DKI. sampai hari ini jumat 16 Pebruari 2024 yang menurut quick count pak Prabowo menang dan tentu sekali rakyat juga menunggu hasil dari KPU yang menyatakan suara sah. Dan KPU yang punya hak untuk mengumumkan siapa pemenangnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun