Menjelang puncak peringatan kemerdekaan Republik Indonesia, tanggal 17 Agustus, masyarakat Indonesia disuguhi oleh dua karakter kepemimpinan yang sedang hangat diperbincangkan.
Di tengah kejengahan masyarakat terhadap kondisi bangsa, peran pemimpin dibutuhkan untuk menjadi solusi tidak hanya tentang kondisi fisik bermasyarakat seperti ekonomi, sosial dan budaya melainkan juga kondisi psikis hadir untuk menenangkan, mengayomi bukan justru bertindak arogan dan tinggi hati.
Kepemimpinan dapat diartikan sebagai upaya untuk mempengaruhi, memotivasi dan mengajak orang lain untuk bergerak bersama mencapai tujuan bersama.
Oleh sebab itu, seorang pemimpin harus mempunyai kepribadian yang dapat diterima sebagian besar orang dan mempunyai kapasitas, kapabilitas serta kemampuan yang mumpuni (IQ, SQ, dan EQ).
Menyimak dua karakter kepemimpinan yang sedang dipertontokan, layak sekiranya kita untuk menelaah dan mengambil pelajaran.
Direktur Utama (Dirut) perusahaan plat merah BUMN PT Agrinas Pangan Nusantara (Persero) Joao Angelo De Sousa Mota dan Bupati Kabupaten Pati, Jawa Tengah Sudewo.
Mari kita pelajari satu persatu.
1. Merasa Gagal, Dirut Agrinas Berkemas
Belum lama dilantik sejak 6 bulan yang lalu, bulan Februari 2025, pada tanggal 11 Agustus 2025 Pak Joao mengundurkan diri sebagai Direktur Utama perusahaan pangan Agrinas.
Di hadapan para pewarta, beliau menunduk menyampaikan permohonan maaf, kepada Presiden Prabowo dan masyarakat Indonesia terutama petani.
Beliau merasa gagal menjalankan amanat Presiden Prabowo di sektor pangan karena sejak dilantik Agrinas belum mendapat persetujuan anggaran 1 rupiahpun dari danantara, hanya berkutik di perkara birokrasi.