Mohon tunggu...
Dodi Bayu Wijoseno
Dodi Bayu Wijoseno Mohon Tunggu... Administrasi - Belajar, membuat hidup lebih indah

Penyuka Sejarah, hiking dan olah raga

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Film Kadet 1947, Epiknya Kisah Nyata Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia

28 November 2021   14:33 Diperbarui: 28 November 2021   14:42 3317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Museum Pusat TNI Angkatan Udara Dirgantara Mandala, Yogyakarta. Sumber gambar: tni-au.mil.id

Film Kadet 1947 ini diinspirasi dari kisah nyata mengenai operasi pengeboman udara pertama Angkatan Udara Republik Indonesia. Meski kejadiannya nyata namun untuk membuat film menjadi menarik tanpa menghilangkan esensi utama film, sejumlah  cerita seperti kisah persahabatan di antara para kadet, kisah romantisme percintaan seorang Kadet hingga kisah penghianatan ditambahkan sebagai bumbu pemanis film.

Dalam Film Kadet 1947, setelah Belanda menyerang pangkalan udara Maguwo sejumlah pemuda siswa sekolah penerbangan  mengajukan diri untuk menerbangkan pesawat yang masih tersisa dan melakukan pengeboman terhadap markas Belanda di kota Semarang dan Salatiga. Bagi para pemuda pemberani tersebut prinsip "hari ini atau tidak sama sekali" tidak bisa ditawar, permintaan mereka akhirnya dikabulkan oleh para petinggi Angkatan Udara Republik Indonesia saat itu.

Sedianya ada 4 pesawat peninggalan Jepang yang disiapkan untuk menyerang markas Belanda di Semarang dan Salatiga: sebuah Guntei yang dikenal sebagai Japanesse Stuka merujuk kepada pesawat pembom tukik legendaris milik Luftwaffe (Angkatan Udara Jerman) Ju-87 Stuka, sebuah pemburu Hayabusa, dan 2 buah pesawat Cureng, namun pada hari-H pesawat Hayabusa mengalami kendala teknis yang menyebabkannya batal terbang.

Pada tanggal 29 Juli 1947, pada pukul 05.11 pagi hari dengan diterangi lampu mobil jeep, secara bergantian tiga pesawat take off (lepas landas) menuju sasaran di kota Semarang dan Salatiga. Beberapa saat setelah lepas landas,  pesawat menjatuhkan bom di atas sasaran utama yang telah ditetapkan, hanya satu pesawat yang menjatuhkan bom di sasaran alternatif di kota Ambarawa karena adanya kesalahan navigasi visual di awal penerbangan. Dalam Film Kadet 1947, tidak lupa sang sutradara memasukkan aspek humoris ketika para kadet sedang menjalankan misinya.

Serangan tersebut berhasil membuat Belanda kalang kabut dan tidak menyangka Republik Indonesia mampu membuat serangan kejutan. Tiga pesawat yang melakukan operasi pengeboman tersebut berhasil kembali dengan selamat  ke Pangkalan Udara Maguwo setelah mentari merekah. Pesawat-pesawat segera disembunyikan, pesawat pemburu Belanda yang akhirnya mengejar hingga ke Maguwo tidak menemukan pesawat-pesawat tersebut.

Namun ada yang tidak diceritakan dalam film tersebut secara detail bahwa  di hari itu juga terdapat kisah sedih ketika pesawat pemburu Belanda menembak pesawat angkut Dakota yang juga diawaki oleh Adisutjipto, pesawat tersebut sedang membawa obat-obatan dari Singapura dan seharusnya tidak boleh ditembak.  Komodor Muda Udara Agustinus Adisutjipto bersama sejumlah orang gugur dalam serangan pengecut Belanda tersebut.

Pangkalan udara Maguwo, salah satu pangkalan udara yang melegenda dalam sejarah  Republik Indonesia

potret asli para anggota tim operasi pengeboman pertama Angkatan Udara Indonesia. Sumber: kebudayaan.kemdikbud.go.id
potret asli para anggota tim operasi pengeboman pertama Angkatan Udara Indonesia. Sumber: kebudayaan.kemdikbud.go.id

Pangkalan udara Maguwo atau yang sekarang dikenal sebagai Pangkalan TNI AU Adisutjipto merupakan salah satu pangkakalan udara yang melegenda dalam sejarah Republik Indonesia.  Dalam artikel berjudul " TNI AU Hebat Juga" yang menjadi bagian buku Edisi Koleksi Angkasa II-"Pesawat Pembom Sepanjang Masa":(PT. Gramedia 2002) dituliskan lahirnya AURI pada tanggal 9 April 1946 membangkitkan kegairahan di kalangan pemuda dan beberapa nama yang sudah malang melintang di dunia penerbangan seperti Suryadi Suryadarma yang juga lulusan Akademi Militer Belanda Breda dan pernah menjadi navigator di skadron bomber B-10 Glenn Martin dipercaya sebagai Kepala Staff AURI dan ia segera berencana untuk mencetak penerbang berbendera merah putih.

Sejarah mencatat pada tanggal 1 Desember 1945, sekolah penerbang pertama di Republik Indonesia telah berdiri di Landasan Udara Maguwo. Kepala sekolahnya merupakan seorang yang sudah sangat berpengalaman dalam dunia penerbangan yaitu Komodor Muda Udara Agustinus Adisutjipto. Dari sekolah penerbangan tersebut lahir nama-nama besar penerbang TNI AU yang tercatat dalam sejarah dan tak akan pernah dilupakan.

Pangkalan udara Maguwo telah mencatatkan nama besarnya dalam sejarah Republik Indonesia dan dianggap sebagai sasaran vital oleh Belanda ketika melakukan serangan besar di akhir tahun 1948 dengan tujuan untuk menghancurkan Republik ini. Sebagai tambahan informasi, sebagaimana dituliskan dalam buku "Doorstoot Naar Djokja-Pertikaian Pemimpin Sipil-Militer" karya Julius Pour (PT Gramedia:2010) Panglima KNIL Jenderal Spoor melakukan operasi militer besar bertajuk Operatie Kraii (Operasi Gagak)  pada tanggal 19 Desember 1948. Operasi militer tersebut dikenal dengan Agersi Militer Belanda II.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun