Sesungguhnya komunikasi krisis menyandarkan pada kegiatan membangun kepercayaan (trust) dengan mereduksi ketidakpastian (reduction of uncertainty) (Darren Lilleker et al:2021);( Fearn-Banks:2017). Komunikasi krisis di era pandemi menguji secara global kepemimpinan (leadership) politik  untuk berkomunikasi secara jelas, konsisten dan empati sesegera mungkin kepada konstituennya.Â
Dua model utama kepemimpinan di saat krisis adalah politisi menerima nasehat dari pakar  namun tetap memimpin pengambilan keputusan dan  peran komunikasi (the politician prominance model) dan the expert prominance model yang mendelegasikan keputusan dan komunikasi publik kepada ahli sementara politisi memberikan dukungan (Darren Lilleker,2021).
Keduanya memiliki kekurangan dan kelebihan namun aspek utama keduanya adalah berusaha membangun kepercayaan masyarakat. Persepsi publik yang masih mempercayakan kemampuan pemerintah seyogyanya dimanfaatkan semaksimal mungkin. Karena ketika krisis berlangsung apapun keputusan pemimpin memiliki dampak besar berapa banyak nyawa terselamatkan atau hilang.