Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Banyak Keramik Kuno Pernah Diperdagangkan di Kerajaan Majapahit

23 Juni 2017   18:54 Diperbarui: 23 Juni 2017   19:18 1460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Temuan wadah tanah liat di situs Trowulan (Dokpri)

Selama puluhan tahun banyak keramik asing kuno ditemukan di berbagai situs di Trowulan dan sekitarnya. Trowulan diyakini sebagai ibu kota Kerajaan Majapahit. Keramik-keramik kuno itu ditemukan secara tidak disengaja oleh masyarakat setempat ketika sedang mengolah tanah. Begitu pun oleh para arkeolog dalam kegiatan ekskavasi. Kenyataan itu membuktikan bahwa masyarakat Majapahit sudah terbiasa menggunakan keramik untuk keperluan hidupnya.

Dari hasil identifikasi diketahui ratusan ribu pecahan keramik asing itu berupa wadah, seperti tempayan, guci, buli-buli, cepuk, pasu, piring, mangkok, kendi, jambangan, vas, dan botol. Ada juga bagian-bagian bangunan, figurin, kelereng, dan lain-lain. Semua itu dalam berbagai bentuk, hiasan, warna, dan ukuran.  

Barang-barang keramik itu berasal dari Tiongkok, pada masa dinasti Song abad X - XIII hingga dinasti Qing abad XVII-XX. Ada juga keramik dari negara-negara Asia Tenggara, antara lain Vietnam, Thailand, dan Kamboja, dari masa abad XII-XVIII. Mayoritas keramik Tiongkok berasal dari masa dinasti Yuan dan Ming awal (antara abad XIII hingga XV).  

Keramik Thailand yang ditemukan diketahui buatan Swankhalok dan Sukothai.  Ditemukan pula keramik buatan Vietnam sezaman. Umumnya berupa mangkok dan cepuk.  Yang menarik, di antara keramik Vietnam ditemukan bahan bangunan.  Diduga benda itu  merupakan pesanan khusus.

Mayoritas temuan keramik berasal dari Tiongkok. Mungkin hal ini menunjukkan buatan Tiongkok lebih disukai dibandingkan buatan negara lain. Mungkin juga karena tersedia dalam jumlah cukup besar atau mempunyai kualitas lebih baik. 

Analisis temuan keramik dari situs Trowulan (Foto: Yusmaini Eriawati)
Analisis temuan keramik dari situs Trowulan (Foto: Yusmaini Eriawati)
Melimpahnya temuan keramik di Trowulan ternyata sesuai dengan berita tertulis yang menyebutkan bahwa banyak pedagang Tiongkok di Majapahit membawa barang dagangan. Berita Dinasti Ming menyebutkan orang Majapahit sangat menyukai piring-piring seladon atau piring-piring biru putih berhiasan bunga (Satari 1984). Menurut Watt (1984) jenis keramik yang merupakan mayoritas temuan di situs Trowulan adalah wadah-wadah dari tungku Longquan. Jenis ini merupakan jenis yang banyak diproduksi dan diperdagangkan. Masa-masa produksi tersebut merupakan masa kejayaan perdagangan Tiongkok dengan negara luar.  

Tidak tertutup kemungkinan saudagar-saudagar India, Arab, Gujarat, Persia dan bangsa lain memperdagangkan berbagai komoditi dari negaranya. Dapat dikatakan pada masa itu Majapahit merupakan pusat kegiatan perdagangan bersifat internasional. Sejauh ini artefak dari luar Tiongkok, Thailand, Vietnam, dan Kamboja baru ditemukan dalam jumlah kecil sehingga sulit dianalisis.

Begitulah cerita tentang keramik. Tulisan ini saya olah dari tulisan Widiati dan Yusmaini Eriawati, keduanya adalah arkeolog yang menekuni keramik dari dua instansi yang berbeda. Widiati dari Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman. Yusmaini dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun