Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

SangiRun di Situs Sangiran, Perpaduan Olahraga, Kebudayaan, dan Teknologi

21 Oktober 2023   11:12 Diperbarui: 21 Oktober 2023   11:15 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu diorama di Museum Sangiran (Sumber: Dok. Museum Sangiran)

Seluruh kegiatan diselenggarakan sejak pagi hingga malam hari. Festival Cahaya akan menghiasi penyelenggaraan kegiatan SangiRun 2023, dengan sajian crafting berbagai bentuk hewan purba. Ada pula kedai kopi di Jembatan Cinta, sebagai tempat  santai  sambil menikmati pemandangan sawah nan indah.

Ilustrasi adu kuat antara manusia purba dengan manusia modern (Sumber: Komunitas Luar Kotak)
Ilustrasi adu kuat antara manusia purba dengan manusia modern (Sumber: Komunitas Luar Kotak)

Sangiran Fair atau Pasar Rakyat diselenggarakan oleh Pemkab Sragen untuk menyajikan hasil karya seni, kerajinan serta kuliner masyarakat di sekitar Sangiran. Utamanya untuk menggeliatkan perekonomian lewat UMKM.

Karnaval Budaya menyajikan berbagai potensi budaya 25 Desa Sangiran. Sementara Pesta Kuliner menyajikan berbagai potensi kuliner dari masyarakat 25 Desa Sangiran.

Selanjutnya pertunjukan musik menampilkan artis lokal (Home Band) dan artis nasional yang merepresentasikan "Sound of Sangiran" di sebuah panggung bercahaya di malam puncak SangiRun 2023.

Salah satu acara unik, pengunjung diberi kesempatan mencoba tantangan berupa permainan mengangkat batu lalu melemparnya ke sebuah alat timbang. Permainan ini bertujuan mengumpulkan nilai mirip dengan permainan bouncer yang menggunakan palu. Ini ibarat manusia purba menggunakan batu untuk menghasilkan sesuatu, seperti alat atau memecah buah yang keras.

Obor-obor yang disediakan di kawasan situs Sangiran (Sumber: Komunitas Luar Kotak)
Obor-obor yang disediakan di kawasan situs Sangiran (Sumber: Komunitas Luar Kotak)

Warisan Dunia

Nama Sangiran sudah dikenal sejak lama. Sisa-sisa masa lalu banyak ditemukan di sini, berupa sisa-sisa kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan. Sisa-sisa tersebut disebut fosil. Yang paling dikenal dari Sangiran adalah fosil manusia purba.

Situs Sangiran terletak di dua kabupaten, yakni Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.  Luas Situs Sangiran mencapai 59,21 kilometer persegi. Dari lapisan tanah, diketahui umur Situs Sangiran mencapai dua juta tahun.

Karena dipandang menjadi sumber ilmu pengetahuan untuk memahami kehidupan masa lalu, pada 1996 UNESCO menetapkan Situs Sangiran sebagai Warisan Budaya Dunia dengan nama The Sangiran Early Man Site. 

Di kawasan situs Sangiran terdapat beberapa museum. Yang terbesar dikenal sebagai Museum Sangiran. Di dekatnya ada beberapa klaster yang masing-masing memiliki museum, yakni Krikilan, Dayu, Bukuran, dan Ngebung.  

Betapa menariknya Sangiran ketika olahraga bertemu kebudayaan dan teknologi. Saling berpadu dan saling mendukung.***

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun