Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Saya Kena Dampak Covid, Terpaksa Jual Koleksi "Harta Karun"

9 Agustus 2020   12:26 Diperbarui: 9 Agustus 2020   17:31 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Koleksi uang logam (Dokpri)

Menjadi pekerja lepas dengan bekerja di "Tempo", artinya tempo-tempo dapat duit tapi sering kali tidak dapat duit, sungguh memerlukan jiwa, hati, dan raga yang kuat. Makan sih masih bisa, pokoknya asalkan ada kerupuk, mie instan, kecap, dan sambal botol.

Kata pepatah, jika muncul di saat kita sedang susah, maka itulah teman sejati. Selama masa pandemi, beberapa teman mengirimkan makanan kering dan bahan makanan. Beberapa lagi minta nomor rekening saya. Terus terang, saya menjadi terharu atas kebaikan dan ketulusan mereka.

Teman-teman itu tahu rekam jejak saya. Misalnya, saya aktif membumikan arkeologi dan museum sejak 1980-an lewat media cetak, blog pribadi, dan Kompasiana. Lalu saya sering membuat gerakan literasi dengan dana pribadi melalui Kubu (Kuis Buku) dan Gemar (Gerakan Menulis Arkeologi).

Beberapa teman juga membeli koleksi uang lama (numismatik) saya. Kebetulan saya punya beberapa koleksi dobel. Yah, lumayanlah untuk menyambung hidup di masa tidak menentu ini. Koleksi numismatik saya lumayan banyak, meskipun harganya tidak 'wah'. "Harta karun' saya lainnya juga lumayan banyak, seperti koleksi filateli dan koleksi cincin.  

Koleksi piringan hitam saya (Dokpri)
Koleksi piringan hitam saya (Dokpri)
Mungkin kalau terpaksa, saya akan menjual album demi album uang kertas dan uang logam (koin)  saya. Saya punya sekitar 20 album besar dan kecil.

Ternyata yang menjadi 'penjual dadakan' bukan hanya saya. Beberapa teman pernah menjual buku, elektronik, kamera, sampai motor. Yah, demi menyambung hidup keluarga.


Hidup memang penuh perjuangan. Saya dan teman-teman sudah "berjuang habis-habisan". Semoga perjuangan itu tidak akan habis. Kita tunggu SOS (Solidaritas Orang Susah).**

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun