Parliament House dilengkapi perpustakaan, kantin, toko cendera mata, dan sebagainya. Jadi tidak ubahnya museum plus. Parliament House di Singapura menjadi penanda budaya yang dikenal luas oleh publik. Sementara Parliament House di Australia memiliki sejumlah ruangan yang terbuka untuk umum. Kita harapkan Gedung DPR akan memiliki banyak ruangan yang mudah diakses oleh masyarakat untuk kepentingan ilmu pengetahuan.
Isi Museum DPR harus beragam. Tentu saja harus diawali dengan sejarah Volksraad sebagai cikal bakal DPR masa pra-kemerdekaan. Selanjutnya memasuki masa kemerdekaan. Perlu diinformasikan keberadaan DPR masa KNIP, Orde Lama, Orde Baru, dan Orde Reformasi.
Sebagai bahan pembelajaran, jangan ragu-ragu memajang foto-foto atau patung-patung para anggota DPR yang terlibat kasus hukum. Terakhir tentu saja informasi tentang Ketua DPR yang mengundurkan diri karena tersangkut masalah hukum, lalu menjabat lagi setelah memenangkan sidang praperadilan. Setelah menjabat lagi, kena kasus lain dan kini menghuni 'hotel prodeo' di Bandung.