Banyak orang sering datang ke Museum Nasional di Jakarta dengan berbagai keperluan, seperti kunjungan dan penelitian. Sebaliknya banyak orang masih enggan memanfaatkan perpustakaan yang ada di museum itu. Mungkin mereka masih belum tahu, harap dimaklumi saja.
Dalam pandangan awam, museum hanya berkenaan dengan koleksi benda. Namun sesungguhnya museum bukan hanya lembaga pelestarian. Â Museum juga sering kali menjadi tempat penelitian atau kajian, sebagaimana yang dilakukan Museum Nasional.
"Bataviaasch Genootschap"
Usia Museum Nasional termasuk cukup tua. Dimulai sejak didirikan lembaga Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen pada 1778. Bataviaasch Genootschap mengumpulkan berbagai koleksi benda dari seluruh Nusantara. Lembaga ini pun mengumpulkan berbagai buku. Bahkan para peneliti Bataviaasch Genootschap menulis beberapa buku yang sampai kini masih menjadi referensi.
Buku-buku tua itu berasal dari masa 1800-an, sehingga tergolong unik dan langka. Sampai saat ini masih bisa dilihat di dalam perpustakaan. Memang kondisinya kurang begitu baik. Maklum yang namanya kertas dan berusia sekitar 200 tahun, pasti mengalami pelapukan. Bahkan ada yang rapuh. Karena itu untuk memegangnya, kita harus menggunakan sarung tangan. Terlalu berbahaya bila kena keringat.
Saya lihat beberapa buku sudah dipenuhi bercak-bercak hitam. Ada lagi yang bolong-bolong kecil, pertanda kena rayap. Sangat disayangkan dan memilukan melihat koleksi buku-buku lama itu.
Album foto
Saya lihat sebuah buku sangat menarik. Pada bagian depan ada hiasan gambar timbul dari logam. Ternyata buku itu sebuah album foto. Sebuah buku kenangan tentang Kepala-kepala Bataviaasch Genootschap. Juga tokoh-tokoh yang dianggap berjasa kepada Bataviaasch Genootschap. Ada Kern, lalu Michielson dan Van Ronkel. Pokoknya lengkap dari pertama. Karena sudah lama, beberapa foto sudah terkontaminasi jamur. Buku album ini pun perlu dikonservasi.
Saya sempat berbincang dengan petugas perpustakaan, Alfa Noranda. Seharusnya Museum Nasional bekerja sama dengan Perpustakaan Nasional. Saya tahu di Perpustakaan Nasional ada bagian konservasi. Jelas Perpustakaan Nasional lebih berpengalaman karena koleksi mereka hampir semua berupa buku.
Selain buku, saya sempat melihat koleksi awal yang dimiliki Bataviaasch Genootschap berupa seperangkat gamelan. Untuk konservasi logam, buat Museum Nasional cukup mudah. Soalnya tenaga-tenaga konservasi non-kertas ada beberapa orang. Mereka sudah berpengalaman menangani kayu, batu, dan logam.
Nah, begitulah kegiatan atau koleksi lain di belakang layar. Semoga nanti saya bisa bercerita tentang hal-hal lain di Museum Nasional.***