Mohon tunggu...
djeng sri
djeng sri Mohon Tunggu... Foto/Videografer - penuliscerita dan freelancer menulis

suka fotografi dan fiksi ;)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jadi Maunya Berapa?

15 Februari 2021   02:01 Diperbarui: 15 Februari 2021   02:23 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.shutterstock.com/g/bowobagusphoto

"Jadi mau berapa?" tanya seorang wanita cantik tanpa malu-malu. Ia kedipkan matanya berkali-kali, seolah ingin mengundang keinginan yang telah lama tak bersambut. Sebagai seorang lelaki normal Dio terpancing, namun ia berusaha mengalihkan perhatian wanita itu dengan memalingkan pandangannya ke rerumputan hijau yang menghampar luas.

"Ayolah mas, nggak usah malu-malu," bujuknya sambil mencubit mesra. Pertahanan Dio hampir jebol, ia mendesah lirih. Ingin protes namun bening dua mata cantik kembali mengerling, membombardir banyak khayalan tak sehat di kepala.

"Uhh, jangan sekarang yah?" tolak Dio halus sambil menghadang tangan yang merangsek maju hendak mencengkeram sesuatu yang dijaga dengan ketat. Seketika jakun bergerak naik turun, ludah terproduksi berlimpah, dan mulut seperti hendak banjir! "Bagaimana ini?" gumam Dio panik.

"Jadi maunya berapa?" tanyanya lagi. Kali ini ia nekat duduk menghimpit Dio, meniup-niupkan aroma mematikan dalam atmosfer yang memang sedang panas dan gersang, yang sedang sangat butuh kesegaran, "Duh! Sedikit lagi jebol pertahanku...."

"Eh geser dikit dong."

"Nggak mau ah, abis dari tadi mas-nya nolak melulu, jawab dong mas, maunya berapa, nggak usah malu-malu ahh."  

"Ak ak aa..." jebol sudah pertahanan Dio. Si wanita tertawa lebar, menggerak-gerakkan kakinya yang indah, menggodanya, lalu beringsut cepat, mengambil sesuatu, mengulumnya lama-lama, dan dengan nakal berkata,

"Enak lho es krimnya ini... mau yah beli lima saja, aku kasih bonus free satu nih mas...."

"...." muka Dio seperti kepiting rebus.

"Iya deh, boleh," Dio menyerah, mengambil uang dari dompet dan membayar es krim itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun