Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Ketika Burung "Ngebom" Menyambut Kami di Masjidil Haram

9 Agustus 2019   12:47 Diperbarui: 9 Agustus 2019   21:52 649
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baca Juga: Selamat Datang Tamu Allah Di Tanah Suci

Tenggorokan mulai kering ketika memasuki putaran kelima, sementara desakan semakin kencang. Beberapa kali tubuh kami nyaris gepeng akibat terhimpit orang bule dan kulit hitam yang tinggi besar. Semakin sore lautan manusia semakin padat, sehingga untuk sholat sunnah di Multazam pun sulit.

Akhirnya kami menepi di sudut dekat Multazam untuk melaksanakan sunnah setelah thawaf. Itupun dengan spasi yang sempit dan harus bergantian dengan istri untuk menjaga tidak ada orang lewat saat sujud.

Baru saja berdoa, tiba-tiba seperti ada benda nemplok di kain ihram dan muka. Alangkah terkejutnya ketika melihat templokan berwarna hijau mengotori kain.

Ibarat Enola Gay melontarkan bom atom ke Hiroshima, seperti itulah kira-kira burung dara yang bebas terbang di atas Masjidil Haram 'membom' kami. Pertanda apa, entahlah, yang jelas saya sedang mendoakan kesembuhan putri seorang kawan ketika 'bom' mendarat di kain ihram.

Selesai berdoa kami bergegas menuju keran air zam-zam untuk membersihkan kotoran sekaligus minum. Alhamdulillah, kotoran tadi benar-benar hilang walau dicuci tanpa sabun. Padahal lumayan tebal kotorannya sehingga beberapa kali harus dibilas untuk memastikan kain ihram benar-benar bersih.

Selesai dibersihkan lanjut lagi untuk Sa'i sebagai rangkaian terakhir. Kami melalui sebuah lorong panjang mencari dimana bukit Safa berada untuk memulai Sa'i. Di tengah kebingungan dalam lorong tersebut ada petugas berbendera Indonesia sedang duduk menanti azan Maghrib.

Setelah saya tanya, ternyata lorong yang barusan dilalui adalah tempat Sa'i. Walhasil kami terpaksa kembali ke ujung lorong untuk memulai dari Safa, padahal tempat bertanya tadi sudah berjarak satu tiang saja dari Marwah.

Sempat lemas juga mendengarnya akibat sudah terlanjur melangkah sekali dan harus diulangi dari awal karena belum berniat Sa'i. Menjelang titik start di Safa azan Maghrib berkumandang, kamipun berhenti sejenak untuk ikut shalat berjamaah.

Usai sholat ibadah Sa'i dimulai dengan berrputar sebanyak 7 kali dari Safa ke Marwah hingga menjelang Isya. Ibadah diakhiri dengan tahallul yaitu mencukur sehelai rambut sebagai tanda untuk mengakhiri ihram atau larangan selama beribadah haji sejak mengenakan pakaian ihram.

Setelah itu kami menuju lantai dua untuk shalat Isya sekaligus melihat-lihat masjid dari atas. Area thawaf di bawah sudah sangat padat dan ditutup oleh petugas karena sudah tidak muat lagi. Sebagian dialihkan ke lantai satu hingga tiga, itupun penuh juga dengan orang thawaf.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun