Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama FEATURED

Dilema Milenial, Rumah atau Mobil Dulu?

16 Juli 2019   09:53 Diperbarui: 18 Juni 2021   08:00 2114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi beli rumah. Sumber: UNSPLASH/TIERRA MALLORCA via Kompas.com

Sejak zaman dulu, rumah sudah menjadi kebutuhan primer manusia disamping pakaian dan makanan, istilah kerennya trilogi sandang, papan, pangan. Dengan kata lain ketiga hal tersebut merupakan kebutuhan pokok yang tak bisa ditawar-tawar lagi. Sandang jelas untuk melindungi tubuh dari berbagai ancaman baik cuaca panas atau dingin, ancaman fisik, serta estetika manusia. 

Pangan juga sangat diperlukan agar manusia dapat bertahan hidup, tumbuh dan berkembang. Sementara papan merupakan tempat berlindung dan berkembang biaknya manusia serta menjadi tempat mendidik dan melatih generasi penerus.

Di sisi lain, manusia modern semakin banyak bergerak sehingga membutuhkan moda transportasi yang aman dan nyaman. Walau sudah tersedia angkutan umum, namun tetap saja ada ranah privat yang hanya bisa dijangkau dengan kendaraan pribadi. 

Lagipula pemilikan kendaraan pribadi sekaligus juga meningkatkan status sosial pemiliknya, tidak hanya sekadar untuk mengantar jemput atau bepergian jauh saja. Zaman itu orang yang punya rumah dan mobil status sosialnya terangkat dan disegani para tetangganya.

Di zaman milenial sekarang ini, harga dua kebutuhan tersebut semakin melambung tinggi mengikuti deret eksponensial. Harga rumah selama duapuluh tahun terakhir melonjak hingga seribu persen! 

Dilema kau milenial harus mendahulukan beli rumah atau mobil?| Sumber: Kontan/Carolus Agus Waluyo
Dilema kau milenial harus mendahulukan beli rumah atau mobil?| Sumber: Kontan/Carolus Agus Waluyo
Dulu di pinggiran kota kita masih bisa memperoleh rumah dengan harga kurang dari 50 juta Rupiah, sekarang rata-rata sudah di atas 300 juta Rupiah, bahkan di kota-kota besar sudah mencapai 1 Milyar! 

Harga mobil juga tak mau kalah gertak, sekarang tidak ada lagi harga mobil baru di bawah 100 juta Rupiah, bahkan untuk tipe dan spek terendah sekalipun. Padahal lima tahun lalu masih ada yang dijual dengan harga di bawah 90 juta.

Sementara pendapatan rata-rata milenial atau para pegawai baru dengan masa kerja kurang dari lima tahun peningkatannya mengikuti deret hitung. 

Semakin ketatnya persaingan bisnis membuat perusahaan semakin banyak melakukan efisiensi, salah satunya adalah dengan tidak merekrut karyawan tetap, tapi terikat kontrak seperti pemain bola. 

Ketika sudah tidak diperlukan lagi, tinggal menunggu masa kontrak habis dan selesailah sudah semuanya. Kaum milenial harus kembali berjuang untuk memperoleh pekerjaan baru lagi. Wajarlah jika penerimaan ASN terutama formasi PNS sekarang menjadi dambaan para milenial, karena masa depannya jelas tanpa khawatir untuk dipecat.

Mahalnya harga kedua jenis barang pokok tersebut membuat banyak milenial terjebak untuk mengambil kredit alias utangan jangka menengah atau panjang. Fasilitas kredit semakin dipermudah namun tetap saja bayar cicilannya yang susah. 

Dengan uang 500 ribu kita sudah bisa menggondol kendaraan roda dua, 20 juta sudah bisa ngegas di jalan tol dengan mobil baru, dan 50 juta sudah punya rumah mungil nan nyaman di sudut kota.

Namun jangan lupa, total besaran cicilan tak lebih dari sepertiga pendapatan pokok yang diterima calon debitur. Itulah yang menjadi dilema milenial sekarang ini karena pendapatannya relatif pas-pasan, sementara kebutuhan akan dua barang pokok tersebut tak terhindarkan. Akibatnya muncul dilema, mana yang harus didahulukan, rumah atau mobil?

Rumah atau Mobil? (Sumber: finansialku.com)
Rumah atau Mobil? (Sumber: finansialku.com)
Sebagian memilih untuk membeli rumah dengan alasan untuk menjamin tempat berteduh, walau kadang harus bangun subuh agar tidak terlambat datang ke kantor.

Lagipula sekarang sudah banyak pilihan moda transportasi termasuk ojek online yang bisa mengantar ke sana ke mari sehingga tidak perlu lagi punya kendaraan sendiri. Paling tidak dengan punya rumah tidak harus lagi keluar biaya ekstra untuk mengontrak, lebih baik dialihkan dananya untuk membayar cicilan rumah.

Sebagian lainnya memilih untuk membeli mobil atau minimal motor karena tingkat pergerakannya tinggi, ketemu klien sana sini sehingga perlu tampil sedikit perlente, sementara kantor tidak menyediakan kendaraan khusus. Mereka biasanya tinggal dengan menyewa apartemen atau kos-kosan dekat kantor untuk mengurangi biaya transportasi. 

Lagipula cicilan mobil lebih cepat tenggang waktunya daripada rumah, paling lama hanya lima tahun dibanding rumah yang bisa dicicil hingga dua puluh tahun. Toh suatu saat nanti dapat warisan rumah, jadi tunggu saja waktunya.

Ada plus minus apakah membeli rumah dulu atau mobil dulu. Harga rumah yang cenderung meningkat setiap tahunnya bisa menjadi investasi jangka panjang, namun harus bersusah payah dulu bekerja jauh dari rumah, bangun pagi pulang malam. 

Lagipula rumah bukan barang yang mudah untuk dijual, butuh waktu dan proses yang panjang untuk mencapai kata sepakat. Buat milenial yang menyukai kenyamanan, membeli rumah jelas lebih tepat ketimbang memiliki mobil terlebih dahulu.

Sebaliknya dengan mobil, harganya cenderung terus menerus menurun, kecuali pernah satu periode antara tahun 2007-2010 dimana harga mobil bekas justru lebih mahal dari harga waktu beli pertama kali. 

Namun kita bisa bergerak bebas tanpa harus menunggu ojol atau angkutan umum yang kadang lama sementara kita dikejar waktu. Dalam jangka pendek mobil juga lebih mudah dijual, apalagi merek-merek tertentu yang pasaran atau dikenal sebagai mobil sejuta umat, serta tidak seribet jual rumah.

Bagi milenial yang aktif, memiliki mobil (atau minimal motor) lebih tepat karena bisa memperoleh penghasilan tambahan di luar jam kerja untuk ditabung membeli rumah nantinya.

Memiliki keduanya bukanlah hal yang mudah bagi milenial, apalagi dengan gaji pas-pasan. Ketentuan BI yang ketat tentang kredit (walau kadang tetap saja bocor) membuat milenial harus memilih salah satu di antara rumah atau mobil untuk dibeli terlebih dahulu. 

Memaksakan diri untuk memiliki keduanya sekaligus merupakan tindakan bunuh diri karena menumpuk hutang dengan bunga yang relatif besar dan rawan untuk disita atau ditarik leasing.

Oleh karena itu, pilihan untuk membeli mobil atau rumah perlu disesuaikan dengan kondisi masing-masing kaum milenial. Untuk investasi jangka panjang, membeli rumah merupakan pilihan tepat, dengan resiko harus banting tulang selagi muda bangun subuh tiap hari menuju tempat kerja. 

Namun untuk jangka pendek, apalagi bagi yang kreatif seperti freelancer atau wirausaha muda, mobilitas lebih penting daripada menetap. Mobil merupakan pilihan tepat dalam kondisi seperti ini. Paling tidak mobil bisa dijual cepat bila butuh uang mendesak untuk modal proyek atau usaha lainnya yang lebih menguntungkan.

So, pilih mana, rumah atau mobil dulu?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun