Banzai! Sepak Bola Kembali ke Khittah, Jam Terbanglah Pemenangnya

Belgia kembali bergairah dengan masuknya dua darah segar tersebut. Sebuah sundulan spekulasi jarak jauh dari Vertonghen membuka asa Belgia untuk menyamakan kedudukan. Sayangnya setelah gol tersebut Jepang bukannya memperlambat tempo permainan dengan mengontrol bola, malah tetap bermain cepat yang menghabiskan energi. 

Gol Fellaini menyambut umpan silang Hazard membuktikan lemahnya pertahanan Jepang walau kiper Kawashima bermain sangat cemerlang menghadang tendangan Hazard dan tandukan Lukaku pada dua kesempatan sebelumnya.

Setelah kedudukan imbang, Jepang mulai panik namun tetap tidak menurunkan tempo permainan. Akibatnya setelah kelelahan membombardir gawang Belgia, sebuah serangan balik cepat dari tangan Courtois yang memberi umpan kepada Bruyne kemudian diteruskan kepada Meunier diselesaikan dengan manis oleh Chadli yang tak terlihat karena pancingan Lukaku membuat bek Jepang hanya fokus padanya. 

Kembali jam terbang menentukan sang pemenang, Belgia yang lebih matang bermain di piala dunia seolah mengajari Jepang cara bermain indah namun strategis dalam memanfaatkan peluang.

Syukurlah sepakbola telah kembali pada khittahnya. Tim-tim yang bermain pragmatis seperti Jerman, Argentina, dan Spanyol memang layak untuk tersingkir karena hanya mengejar kemenangan tanpa permainan yang enak ditonton oleh pemirsa. Para penonton tentu menginginkan hiburan dengan terciptanya puluhan screaming di depan gawang, bukan hanya sekedar kemenangan tim yang didukungnya saja. Ingat, jangan nonton bola tanpa kacang garuda. 

Saksikan sepakbola menyerang di perempat final antara Brasil melawan Belgia yang telah mengembalikan sepakbola pada jalur yang benar. Pada akhirya, jam terbanglah yang menentukan pemenangnya.