Mohon tunggu...
Diyah Kalyna
Diyah Kalyna Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis itu berbicara kepada alam. Menceritakan keindahannya dan mengungkapkan rahasianya. Aku, kamu, menjadi kita.

Berasal dari Blitar, Jatim, pendidikan S1 di kota Solo, Jateng, dan sekarang domisili di Negara Brunei Darussalam. Sejak tahun 2015 bergabung dalam mediasi dan penanganan masalah tenaga kerja.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Jangan Lepaskan Genggamanku Part 5

22 September 2019   11:27 Diperbarui: 9 November 2019   08:25 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Senja telah membenamkan matahari di ufuk barat. Langit menjadi gelap, menandakan malam sudah menjelang. Aku tidak melupakan janjiku waktu ini, akan bertemu dengan Adam untuk pertama kalinya, setelah menikah tiga bulan yang lalu. Meskipun selisih paham diantara kami, belum berakhir karena campur tangan ibunya. Ada perasaan aneh yang hadir dan singgah di hati. Desiran yang tak biasa menyusup ke relung terdalam. Ahh, ini namanya apa? Apakah harapan yang telah kuhentikan ritmenya ini, harus kusambungkan semula?

Sesungguhnya hatiku bersorak gembira saat dia datang dan meminta izin kepada ibu. Agar aku bisa menjadi istrinya. Tetapi pada saat yang bersamaan, melihat tiket pesawat Royal Brunei dan visa kerja di dalam paspor, yang tertera sebagai staf lawyer, aku hanya bisa pasrah dan tidak bisa berbuat apa-apa. Meskipun pahit, kejujuran harus tetap kusampaikan kepadanya. Karena membatalkannya adalah sangat mustahil.

Hingga akhirnya satu minggu sebelum berangkat Adam memaksa mempercepat dilangsungkan pernikahan. Dia ingin seutuhnya memiliki ikatan denganku. Adam tidak mau bersaing lagi dengan beberapa pria di luar sana, karena dia sudah menemukanku dan ingin menjadi satu-satunya pemenang dalam meraih cinta dan kasih sayangku.

Sebagai wanita, siapa sih yang tidak merasa teruja, tersanjung, dan entah apa lagi perasaan yang mampu diungkapkan, hanya hatiku yang tahu. Bayangkan, jodoh sudah dekat. Dia menemukanku dengan caranya yang tak biasa. 

Aku bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Mengasihi hamba-hamba-Nya. Karena jodoh, pertemuan, rizqi dan mati adalah ketentuan takdir-Nya. Dan kini jodoh itu sedang mengejarku.

Adam memahami resiko pernikahan ini, karena harus sanggup menungguku selama dua tahun. Mungkin aku kelihatan kejam. Tetapi ini pilihan yang dia mau. Jadi akupun menyetujui niat tulusnya ingin menikahiku.  

Dengan catatan resepsi pernikahan memang ditiadakan, karena waktu sudah tidak memungkinkan, hingga akhirnya banyak yang tidak tahu jika status kami sudah menikah.

Perjalananku memenuhi undangan Adam, untuk ngopi bareng di coffe Bean, sungguh terasa lambat. Padahal hanya memerlukan lima belas menit, namun tiba-tiba terasa satu jam untuk sampai ke kompleks bangunan Time Square.

Aku duduk di meja nomer dua yang sudah ada tanda received. Datang lebih awal 5 menit dari jam yang telah dijanjikan. Aku mendengar suara yang sangat kukenali dari belakangku.

"Hei Sarah! Sendirian aja."

"Ohh, Bos. Selamat malam."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun