Mohon tunggu...
Diva Dewi
Diva Dewi Mohon Tunggu... Mahasiswa

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Memahami Retorika: Dari Pengertian hingga Perannya dalam Kehidupan

26 September 2025   18:11 Diperbarui: 26 September 2025   18:34 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Retorika merupakan salah satu cabang ilmu yang telah dikenal sejak zaman Yunani Kuno dan hingga kini tetap dipelajari dalam berbagai disiplin. Secara etimologis, kata "retorika" berasal dari bahasa Yunani rhetorike, yang berarti seni berbicara. Aristoteles mendefinisikan retorika sebagai kemampuan untuk menemukan cara-cara persuasi yang tersedia dalam setiap situasi. Dengan demikian, retorika dapat dipahami sebagai seni menyampaikan gagasan melalui bahasa secara persuasif, logis, dan indah, sehingga pesan tidak hanya dapat dipahami, tetapi juga mampu memengaruhi pikiran serta perasaan pendengar. Retorika tidak sekadar berbicara di depan umum, melainkan juga menyangkut keterampilan mengolah bahasa dan logika agar komunikasi menjadi lebih efektif.

Fungsi retorika dalam kehidupan manusia sangat luas dan beragam. Salah satu fungsi utamanya adalah sebagai sarana komunikasi yang efektif. Melalui retorika, seseorang dapat menyampaikan ide-idenya secara lebih jelas dan terarah, sehingga terhindar dari kesalahpahaman. Lebih dari itu, retorika berperan dalam membangun daya persuasif, yaitu kemampuan memengaruhi pendapat, sikap, dan tindakan orang lain melalui penggunaan kata yang tepat, struktur argumen yang runtut, serta gaya penyampaian yang menarik. Retorika juga mampu menumbuhkan kepercayaan diri bagi siapa saja yang menguasainya. Orang yang memiliki keterampilan retorika akan lebih siap berbicara di depan umum, mampu mengendalikan emosi saat berkomunikasi, serta menampilkan diri dengan meyakinkan. Selain itu, retorika berfungsi menjaga keharmonisan hubungan sosial, sebab seni berbicara yang baik selalu mempertimbangkan etika komunikasi dan menghargai lawan bicara. Tidak kalah penting, retorika melatih daya kritis seseorang dalam menyusun argumen maupun menanggapi opini, sehingga mendorong terbentuknya pola pikir yang logis dan sistematis.

Relevansi retorika di era modern justru semakin kuat seiring berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi. Dalam dunia pendidikan, retorika sangat diperlukan untuk menunjang kegiatan presentasi, diskusi kelas, maupun penulisan akademik. Mahasiswa dan peneliti dituntut untuk mampu menyampaikan gagasan dengan bahasa yang sistematis, logis, dan persuasif agar karya ilmiah mereka dapat dipahami serta dihargai. Dalam dunia kerja, retorika menjadi modal utama dalam negosiasi bisnis, proses wawancara, hingga membangun kepemimpinan yang efektif. Seorang pemimpin yang memiliki keterampilan retorika mampu menyampaikan visi dan misi organisasi secara meyakinkan, sehingga dapat memotivasi bawahannya untuk bergerak ke arah yang sama.

Dalam ranah politik dan kehidupan sosial, retorika bahkan menjadi senjata utama. Politikus, aktivis, maupun tokoh masyarakat membutuhkan retorika untuk menyampaikan ide, membangun opini publik, serta memengaruhi kebijakan. Retorika juga hadir dalam kehidupan sehari-hari, ketika seseorang berusaha mengekspresikan pendapat, menjelaskan perasaan, atau menyelesaikan konflik interpersonal. Dengan kata lain, retorika bukan hanya milik kalangan akademisi, pemimpin, atau orator, tetapi juga bagian dari keterampilan hidup yang sebaiknya dimiliki oleh setiap orang.

Hingga masa sekarang, relevansi retorika tidak pernah pudar, bahkan semakin menguat seiring meningkatnya kebutuhan komunikasi di berbagai bidang kehidupan. Dalam dunia pendidikan, retorika sangat penting untuk mendukung kegiatan presentasi, diskusi, maupun debat ilmiah. Mahasiswa, dosen, maupun peneliti membutuhkan retorika agar dapat menyampaikan gagasan akademis secara efektif dan dapat diterima audiens. Dalam ranah pekerjaan, retorika menjadi modal utama dalam proses negosiasi bisnis, wawancara kerja, hingga membangun kepemimpinan yang inspiratif di sebuah organisasi. Sementara itu, dalam dunia politik dan kehidupan sosial, retorika memegang peranan strategis untuk membangun opini publik, menyampaikan visi, serta memengaruhi kebijakan. Bahkan dalam kehidupan sehari-hari sekalipun, retorika membantu seseorang dalam mengekspresikan pendapat, menyelesaikan konflik, serta menjalin relasi interpersonal yang sehat dan harmonis.

retorika bukan hanya berkaitan dengan seni berbicara, tetapi juga menyangkut seni berpikir dan menyusun gagasan. Retorika adalah keterampilan yang menyatukan logika, bahasa, dan etika dalam satu kesatuan, sehingga komunikasi dapat berjalan secara efektif dan persuasif. Fungsinya yang meliputi komunikasi, persuasi, penguatan kepercayaan diri, pemeliharaan hubungan sosial, hingga pengembangan daya kritis menjadikan retorika sebagai keterampilan yang tak lekang oleh waktu. Relevansinya pun tetap nyata, karena hampir semua aspek kehidupan manusia, baik akademis, profesional, politik, maupun sosial, membutuhkan komunikasi yang baik. Dengan demikian, mempelajari retorika berarti mempersiapkan diri untuk menjadi individu yang mampu berpikir jernih, berbicara meyakinkan, dan berinteraksi secara bijaksana dalam masyarakat modern.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun