Mohon tunggu...
Ditta Atmawijaya
Ditta Atmawijaya Mohon Tunggu... Editor

Aku suka menulis apa saja yang singgah di kepala: fiksi, humaniora, sampai lyfe writing. Kadang renyah, kadang reflektif, dan selalu kuselipkan warna. Seperti hidup: tak satu rasa, tetapi selalu ada makna.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketua RW Gen Z: Dana Seremonial Jadi Kelas Gratis & Posyandu Remaja

14 Oktober 2025   13:03 Diperbarui: 14 Oktober 2025   13:10 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketua RW 02 Pademangan Barat Tri Krisna Mukti (berselendang merah) bersama tim Posyandu Remaja PAPEDJA. (Foto: rukunwarga02-padbar/Instagram

Cahaya dari Lorong Pademangan

Di tengah lorong padat Pademangan Barat, Jakarta Utara, ada cahaya yang menyalakan api kecil perubahan. Seorang pemuda berusia 20 tahun: Tri Krisna Mukti—sosok Gen Z yang kini memimpin RW 02 ini membuktikan bahwa kepemimpinan tak harus menunggu usia matang.

Saat banyak anak muda sibuk menata mimpi pribadi, Krisna justru mengikatkan dirinya pada tanggung jawab sosial.

Lingkungan tempatnya tumbuh bukan wilayah yang mudah: selokan mampet, tawuran remaja, aduan warga yang kerap diabaikan. 

Namun, alih-alih mengeluh, Krisna bergerak. Ia menginisiasi pengerukan selokan, menegakkan pembatasan jam malam bagi pelajar, mendirikan posyandu remaja, dan menambah petugas linmas dari dua menjadi enam orang agar keamanan lebih terjaga.

Bahkan, ia turut merenovasi kantor RW, menjadikannya ruang bersama yang lebih layak bagi warga.

Langkah-langkah itu sederhana, tetapi mengandung makna besar: Krisna tidak menunggu kesempatan; ia menciptakannya. Ketika banyak anak muda mencari "panggung", ia justru turun ke jalan, menambal lubang-lubang kecil yang sering dilupakan pemerintah kota.

Namun, yang paling menyentuh dari kepemimpinannya adalah perhatiannya pada pendidikan anak-anak di daerahnya.

Dari dana operasional RW yang biasanya habis untuk kegiatan seremonial, Krisna justru mengubah arah. Ia membuka kelas bahasa Inggris gratis bagi anak-anak di sekitar. Dari ruang kecil di tengah padatnya pemukiman, lahirlah jendela baru—jendela kesempatan.

Bagi Krisna, pendidikan bukan jargon, melainkan fondasi perubahan. Ia percaya, anak-anak Pademangan berhak bermimpi, dan lebih penting lagi, berhak dipersiapkan untuk mewujudkannya.

Kepemimpinan yang Tumbuh dari Akar

Kepemimpinan semacam ini mungkin tampak kecil di mata sebagian orang. Namun, justru dari yang kecil itulah arti kepemimpinan sejati tumbuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun