Mohon tunggu...
Diana Santi
Diana Santi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Menulis adalah Refreshing

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Intrik Seputar Bukber

23 Juni 2016   08:04 Diperbarui: 23 Juni 2016   08:17 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Hah??!! 

Masak sih acara buka Puasa bersama alias bukber ada intrik didalamnya? Pasti pertanyaan itu yang muncul saat membaca Judul tulisan ini. Hehe .. Saya hanya ingin menceritakan pengalaman saya yang seringkali ikut serta dalam bukber dan bahkan juga menjadi koordinatornya. 

Begini ceritanya...

Dari tahun ke tahun, bukber selalu menjadi agenda rutin beberapa kelompok pertemanan yang saya miliki. Belum mulai berpuasa pun seringkali kami sudah atur jadwal bukber. hahahahaaa.. semangat betul ya. Acara bukber juga  menjadi ajang reuni teman teman masa lalu (termasuk mantan...hihi). Nah, dibalik keceriaan acara bukber, ternyata ada beberapa peristiwa yang mengawalinya sekaligus menjadi bumbu cerita seru.  Berikut  ini beberapa behind the sceen bukber yang pernah saya alami :

1. Pemilihan Lokasi

Saya pernah mengkoordinir acara bukber sekaligus acara reuni perguruan tinggi. Alumninya kini rata rata telah menjadi orang yang berhasil dan dapat disebut berada alias berada dimana mana (Hahaahaaa...) . Tempat tinggal mereka terpencar dan berjauhan sehingga lokasi acara bukber menjadi perdebatan yang panas dan panjang. Semua ingin lokasi yang relatif dekat rumahnya. Hehe, maklumlah , alasannya cuma satu. Macet! Seminggu lebih kericuhan terjadi di Whatsapp Grup. Begitu banyak kepala membuat ide menjadi semakin marak namun sulit mengerucut. Ironisnya saking banyaknya ide, akhirnya bukber plus reuni pun nyaris gagal total. Hiks. Tak ada yang mau mengalah. Semua ingin mendapatkan akses paling mudah.  Setelah ada teman yang menyatakan akan men-traktir semua makanan buka puasa dan dia yang menentukan lokasi restorannya, barulah semua anggota grup manut. Hahahaaaa... seringkali bukber gak butuh EO tetapi butuh juragan!

2. Pemilihan Tanggal

Nah, ini juga menjadi polemik (halah!) . Belajar dari pengalaman yang gatot alias gagal total diatas, maka kali ini sebagai EO grup yang lain lagi -saya sedikit diktator. Saya yang menentukan dua pilihan tanggal. Harapannya, teman teman dapat memilih salah satu dari dua tanggal tersebut. Strategi ini lumayan mendatangkan hasil yang positif. Satu persatu teman teman memilih tanggal dan dengan suara terbanyak sesuai kesepakatan bersama  maka kami akhirnya dapat meluangkan waktu untuk bukber. Ah... indahnyaaaaaa....

3. Pemilihan orang

Kalau yang satu ini biasanya terjadi di suatu organisasi atau kantor. Misalnya seorang atasan hendak mengajak bukber dengan anak buahnya tetapi tidak semua diajak. Ada kriteria tertentu namun seringkali kriteria cenderung subjektif. Hehe mungkin budget si bos juga terbatas sehingga tidak bisa mengajak semua anak buahnya. Harap maklum. Atau ada suatu tim kerja khusus yang ingin bukber tetapi tidak semua diikutsertakan karena tidak semua orang dalam tim itu rajin bekerja. Jadi yang rajin saja yang diikutsertakan. Hehe... Saya pernah ada pada posisi serba salah karena kesulitan menentukan orang orang yang akan diajak bukber.  Ketika acara bukber berlangsung, suasana jadi kurang nyaman karena tidak semua anggota organisasi ikut. Kasak kusuk pun terjadi. Yaaaaahhh... begitulah . Maksud baik untuk bukber belum tentu berhasil baik juga ya. 

Begitulah cerita nya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun