Mohon tunggu...
Dion Ginanto
Dion Ginanto Mohon Tunggu... Guru - Seorang Guru, Peneliti, Penulis, dan Pengamat Pendidikan

Dion Ginanto received his undergraduate degree in TESOL (Teaching English as a Second Language) from Jambi University. He was awarded “MAWAPRESNAS” (the best student award by the Ministry of Education and Culture) in 2006. He was also an AIYEP-er 2007/2008 (Australia Indonesia Youth Exchange Program). In 2009, he joined to the short course training of the KAPLAN TKT program in New Zealand. Currently, he is doing his master at Michigan State University (MA, K-12 Educational Administration). He has published his first book entitled: “Jadi Pendidik Kreatif dan Inspiratif: Cara Mengobati 10 Penyakit Profesional. He works at SMA N 1 Batanghari, Jambi, as a teacher. He also teaches at Islamic State University Jambi, and IAIN Batanghari Jambi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerita Horor: Sumur Tua Sekolah (5)

13 Juni 2020   12:22 Diperbarui: 13 Juni 2020   12:16 857
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Diko masih mencoba, menggerak-gerakkan lampu center, dengan harapan dapat hidup.

"byar..., alhamdulillah" lampu center kecil itu kembali hidup.

Namun betapa kagetnya Diko, ketika cahaya diarahkan ke depan, terlihat wajah siswa di depan nya. Wajah seram itu adalah... JAMAL.

Mukanya putih pucat, bibirnya lebam, sedikit mengeluarkan darah. Selain pucat, wajah Jamal juga terlihat membengkak seperti mayat yang baru saja ditemukan tenggelam di sungai. Tatapan Jamal kosong, ita tak mengucapkan satu kata apapun.

Diko mencoba mengusai diri, ia coba kucek matanya. Memastikan apa yang dia lihat. Namun, Diko terkejut ketika ia buka kembali matanya, Jamal menghilang.

"astahgfiullahaazim..." Ah cuma ilusiku saja. Tapi mengapa Jamal wajahnya begitu menyeramkan. "Apa jangan-jangan...." Batin Diko. 

Antara takut dan penasaran terus mengusai Diko. Mudah-mudahan Jamal muncul lagi, dan sehingga ia bisa ngobrol dengannya. Menanyakan kemana saja selama ini. Tujuan utama ia ke sekolah adalah untuk memecahkan teka-teki keberadaan Jamal. Namun di sisi lain, ia pasti akan ketakutan bila kembali melihat wajah pucat pasi Jamal.

Diko melanjutkan perjalanan ke Sumur Tua. Ia sudah mulai terbiasa dengan suara pintu yang terbuka sendiri. Meja yang bergerak-gerak. Suara cekikikan murid di dalam kelas. Sampai pada bunyi goresan spidol.

Suara itu hilang, saat Diko mengarahkan cahaya ke sumber suara. Namun ketika Diko memindahkan lampu centernya, suara gaduh itu kembali lagi.

Langkahnya terhenti, ketika tiba-tiba ia mendegar bisikan:

"Diko..... Diko... kau mau ke mana...? Diko.... Diko.... Tolong aku."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun