Mohon tunggu...
Dinandito
Dinandito Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Haul Gus Dur, Kok Malah Dangdutan?

8 Maret 2019   13:03 Diperbarui: 8 Maret 2019   14:13 1789
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jadi saya mau cerita nih saat menghadiri Haul Ke-9 Gusdur di Balai Sarbini, Plaza Semanggi, Jakarta pada Senin, 17 Desember 2018 lalu.

Saya sebagai pengagum Gus Dur, seneng dong dengan adanya acara peringatan Haul Gus Dur ini. Dari sebuah WhatsApp group, saya mendapatkan informasi tentang adanya slot undangan acara ini, langsung saja saya daftar. Dalam pikiran saya, pasti acaranya nanti akan mengisahkan kehidupan Gus Dur semasa hidupnya, menginspirasi kita untuk bagaimana menyesuaikan antara kehidupan dan agama.

Entah ketika beliau masih muda, atau saat beliau menjabat sebagai presiden, atau bahkan setelah beliau tidak menjabat lagi. Sebab, kehidupan Gus dur itu perlu diketahui oleh banyak orang dan bisa dijadikan teladan bagi kita, generasi muda. Karena seperti yang kita tahu, bahwa Gus Dur adalah salah satu orang yang konsern terhadap minoritas.

Acara Haul atau acara Partai?


Oke, lanjut  saat Haul dilaksanakan ya. Jadi pada hari Senin saya datang di Balai Sarbini. Acara dimulai sekitar jam 1 siang. Nah, di pintu masuk Balai Sarbini, saya dan peserta lainnya diberikan 2 bendera kecil. Yang pertama adalah bendera merah putih, dan satunya lagi adalah bendera PKB (Partai Kebangkitan Bangsa). Wah, perasaan saya langsung getir karena saya malas kalau ternyata ini dijadikan ajang kampanye partai sepenuhnya.

 Ya sudah, bendera tersebut saya terima. Dan ternyata, setelah masuk ke dalam Balai Sarbini, pemandangan yang ada langsung membuat saya terdiam. Semuanya memegang 2 bendera, merah putih dan bendera PKB, dengan logo PKB besar di beberapa sudut.

 Tapi saya sudah tahu ini memang diadakan oleh PKB, tapi mungkin saya terlalu naif menganggap PKB akan melupakan situasi politik sementara, dan menggunakan kesempatan Haul ini untuk mengenang dan mendoakan Ulama mereka. Akhirnya saya tetap bersikap positif dan ingin mengikuti acara sampai selesai. Tepat di jam 1, acara dibuka oleh Abdel (tahu kan, Abdelnya Mamah Dedeh) sebagai pembawa acara. Kemudian acara dibuka dengan doa singkat dan dimeriahkan oleh paduan suara. Setelah itu, Cak Imin sebagai Ketua Umum PKB, memberikan sambutan.

 Dalam sambutannya, Cak Imin menceritakan semasa Gus Dur masih hidup. Bagaimana ia meneladani Gus Dur, dan lain sebagainya.  Saat Cak Imin membuka sambutan, selain bercerita mengenai Gus Dur,  Ia juga memberikan pesan kepada para caleg PKB yang hadir untuk meneladani Gus Dur.

 Sampai di titik ini, saya semakin yakin. Bahwa ini bukan acara Haul yang berdoa, tapi acara partai yang bermegah. Apalagi, saat Cak Imin di atas panggung, terdapat banner besar. Seharusnya banner tersebut "HAUL GUSDUR". Tapi, yang ditampilkan adalah: KONSOLIDASI CALEG PKB PEMILU 2019". Dengan gambar di sampingnya ada Cak Imin dengan pose terbaiknya. Duh, benar ini adalah acara partai. Sudahlah, saya tenang saja sambil menunggu sesi Haul yang sesungguhnya.

Haul Gus Dur kok malah Dangdutan?

 Sayangnya, harapan saya patah. Yang menyebalkan -bagi saya-  di acara Haul Gusdur ke-9 di Balai Sarbini ini adalah, setelah Jokowi meninggalkan tempat. Pengunjung tiba-tiba ramai mengerubungi Jokowi, berebut ingin berfoto bersama. Seolah tidak bisa menjaga sikap pada acara Haul Gus Dur ini.

 Sebagai penarik perhatian, panitia memutuskan memanggil seorang artis penyanyi dan sesi acara berlanjut ke acara hiburan Acara hiburannya adalah dangdutan. Kok masih belum sampai ya dalam logika saya, acara yang seharusnya syariah kok malah dangdutan. Ada simpatisan (entah caleg, atau anggota PKB) yang ikut joget di atas panggung bersama penyanyi lagi. Untung aja saat itu gak ada cara sawer-menyawer, atau mungkin ada tapi saya tidak lihat? Entahlah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun