TEGAL, 20 Juni 2025 – Pengalaman berharga diperoleh tiga mahasiswa magang dari Universitas Negeri Semarang saat terlibat dalam program "Berbagi Cahaya" yang dilakukan oleh ULP Slawi. Pada tanggal 20 Juni lalu, mereka turut serta dalam kegiatan di Desa Harjosari Kidul, Adiwerna, Kabupaten Tegal. Kondisi masih banyaknya keluarga yang belum menikmati listrik sendiri—baik menumpang maupun hidup dalam kegelapan total—menjadi pendorong utama bagi para mahasiswa untuk berkontribusi dalam program ini.
Program "Berbagi Cahaya" ini berfokus pada bantuan kepada masyarakat prasejahtera yang datanya telah terdaftar di PLN namun belum memiliki token listrik mandiri. Ibu Yulianti Safitri, Officer Pelayanan Pelanggan ULP Slawi yang turut membantu dan membimbing para mahasiswa di lapangan, menjelaskan detail prosesnya. "Kami terlebih dahulu melakukan survei terhadap masyarakat di sekitar area ULP yang datanya telah masuk dalam daftar penerima manfaat. Setelah itu, kami berkoordinasi dengan keluarga terpilih untuk dilakukan pemasangan," jelas Ibu Yuli.
Para mahasiswa terlibat langsung sejak tahap survei awal, berinteraksi dengan warga, hingga mendampingi proses penyambungan listrik. Salah satu momen yang sangat berkesan adalah ketika mereka mendatangi rumah Ibu Tarningsih. Ibu , "Kebetulan Ibu Tarningsih sudah memiliki instalasi listrik internal sehingga mempermudah proses penyalaan listrik, mengingat sebelumnya beliau menumpang ke tetangganya." Melihat senyum Ibu Tarningsih saat listrik di rumahnya menyala, menjadi bukti nyata bagaimana sebuah kontribusi kecil dapat membawa dampak besar dan nyata dalam kehidupan seseorang.
Program ini semakin istimewa karena sifatnya yang berkelanjutan. "Berbagi Cahaya" dilaksanakan setiap minggu, dengan lokasi yang berpindah-pindah di berbagai wilayah kerja ULP PLN. Kegiatan di Desa Harjosari Kidul pada 20 Juni lalu ini merupakan pelaksanaan di minggu ketiga dari rangkaian program rutin tersebut, menunjukkan komitmen PLN untuk terus memperluas jangkauan kebaikan ini.
Bagi para mahasiswa, ini bukan sekadar tugas magang, melainkan pelajaran hidup yang luar biasa tentang empati, tanggung jawab sosial, dan bagaimana ilmu yang mereka dapat di bangku kuliah dapat diaplikasikan langsung untuk kebaikan bersama. Listrik bukan hanya penerangan, tetapi juga harapan—harapan untuk anak-anak dapat belajar di malam hari, untuk keluarga dapat beraktivitas lebih leluasa, dan tentunya, untuk membuka pintu kemajuan ekonomi.
Para mahasiswa berharap, program ini dapat terus berlanjut dan semakin banyak masyarakat yang bisa menikmati terang listrik yang layak. Pengalaman ini menjadi bekal berharga bagi mereka, bahwa setiap upaya, sekecil apa pun, dapat menciptakan perubahan yang berarti.
Seluruh dokumentasi kegiatan ini juga sudah diunggah oleh pihak YBM PLN UP3 Tegal di akun Instagram resmi mereka. Pembaca dapat melihat postingan lengkapnya di sini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
