Nuray Istiqbal nama gadis cantik berhijab hitam yang saya saksikan di Podcast Close The Door tadi, Jumat, (11/07/2025).
Dan saya pun terkejut begitu memahami siapa Nuray Istiqbal sebelumnya, karena memang tidak ngeh dengan judul Podcastnya.
Saya hanya melihat ada Ustaz Felix Siauw di sana, kebetulan saya termasuk yang menyukai cara dakwahnya sejak dulu.
Dakwahnya memang telah bertransformasi yang nanti akan saya kisahkan di lain waktu sesudah membahas si Nuray ini.
Sebuah Awal yang Tak Diduga
Nama "panggung" Nuray dulu adalah Rae Lil Back dan ia dikenal luas di industri dewasa internasional.
Wanita bernama asli Kae Asukara kelahiran Osaka, Jepang, 17 Agustus 1996 ini membangun kariernya sejak 2018 sebagai aktris film dewasa dan model sensual.
Ia meraih popularitas tinggi dengan jutaan pengikut di media sosial, serta masuk nominasi ajang internasional seperti AVN, XBIZ, dan Pornhub Awards.
Namun, di balik sorotan itu, ternyata tersimpan jiwa yang rapuh, mencari makna sejati dalam hidupnya.
Pencarian yang Panjang
Dilansir dari Detik dan Liputan6, Nuray tumbuh dalam keluarga beragam keyakinan.
Ibunya beragama Buddha, sementara ia sendiri menempuh pendidikan di sekolah Katolik selama 10 tahun.
Pencarian spiritualnya tak terhenti sampai di situ.
Pada akhir 2024, saat liburan ke Dubai, ia pertama kali mengenakan hijab.
Momen itu menimbulkan ketenangan batin yang belum pernah ia rasakan.
Perjalanan berikutnya ke Malaysia memperkuat ketertarikannya pada Islam, setelah ia melihat keramahan umat Muslim dan mendalami ajarannya lebih dalam.
Proses Hijrah yang Mendalam
Nuray mulai membaca terjemahan Al-Qur'an berjudul "Quran in Easy Japanese" sebanyak dua kali.
Ia juga berdialog dengan komunitas Muslim Jepang seperti Haji Sugimoto, serta menonton video dakwah secara rutin.
Setelah sekitar enam bulan mempelajari Islam secara mandiri, ia akhirnya mengucapkan syahadat secara online di Thailand, beberapa minggu sebelum Ramadan 2025.
Sejak itu, ia mulai melaksanakan salat lima waktu dan berpuasa penuh selama Ramadan pertamanya.
Pada Februari-Maret 2025, ia resmi mengumumkan kepada publik bahwa dirinya telah berhenti dari industri dewasa.
Ia juga memperkenalkan identitas barunya sebagai Nuray Istiqbal, yang berarti 'cahaya masa depan', sebuah nama yang melambangkan harapan dan komitmen barunya.
Pengakuan Jujur di Podcast Close The Door
Kisah hijrah Nuray semakin dikenal publik Indonesia setelah tampil di banyak podcast, termasuk di Close The Door bersama Deddy Corbuzier dan Felix Siauw.
Dalam obrolan itu, Nuray menjelaskan bahwa keputusannya memeluk Islam bukan karena paksaan, tetapi karena ia merasa kosong secara batin.
Ia berkata, "Saya benar-benar ingin kehidupan yang baru, yang Allah bantu ketenangan batin. Saya paham hukuman manusia boleh berat, tapi itu hal yang paling kecil dibanding penghakiman Tuhan."
Felix Siauw pun menjelaskan makna Hijrah dan menegaskan bahwa "Hijrah itu bukan sekadar ganti pakaian, tapi perubahan hati."
Sementara Deddy menyoroti keberanian Nuray meninggalkan masa lalunya demi sesuatu yang lebih baik.
Tantangan di Jalan Baru
Perjalanan Nuray tentu tidak selalu mudah.
Dilansir dari Relasi Nasional dan CQ Foundation, ia menghadapi kesepian sebagai mualaf baru dan cibiran dari sebagian masyarakat, termasuk dari kalangan Muslim sendiri.
Namun Nuray tetap tegar.
Ia menegaskan bahwa hanya Allah yang berhak menghakimi dirinya.
"Allah satu-satunya yang bisa menghakimi saya," ucapnya tegas dalam beberapa wawancara.
Kini ia aktif belajar bahasa Arab, memperdalam bacaan Al-Qur'an, dan bercita-cita suatu hari nanti bisa membaca Al-Qur'an di depan Ka'bah.
Ia juga rutin hadir di acara dakwah dan event spiritual seperti Amazing Muharram 2025 dan Sneaker Con SEA.
Sebuah Pesan untuk Kita Semua
Melihat perjalanan hidup Nuray, kita belajar satu hal penting:
Seringkali manusia terlalu cepat menilai orang lain dari masa lalunya, padahal hanya Tuhan yang berhak menghakimi.
Kita lupa, bahwa setiap orang berhak untuk berubah.
Dan perubahan itu adalah perjalanan yang panjang, penuh luka, air mata, dan keteguhan hati.
Semoga kisah Nuray Istiqbal menjadi pengingat bagi kita untuk lebih bijak menilai orang lain, serta lebih serius memperbaiki diri sendiri.***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI