Mohon tunggu...
Dimas Jayadinekat
Dimas Jayadinekat Mohon Tunggu... Author, BNSP Certified Screenwriter, Public Speaker, Enterpreneur Coach

Penulis buku Motivasi Rahasia NEKAT (2012), Penulis Skenario lepas di TVRI dan beberapa rumah produksi (2013-kini), Penulis Rubrik Ketoprak Politik di Tabloid OPOSISI dan Harian TERBIT (2011-2013), Content Creator di Bondowoso Network, Pembicara publik untuk kajian materi Film, Skenario, Motivasi, Kewirausahaan, founder Newbie Film Centre

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Nuray Istiqbal Mengajarkan Apa Arti Taubat, Padahal Dulunya Aktris Film Dewasa

11 Juli 2025   15:45 Diperbarui: 12 Juli 2025   04:45 2644
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dilansir dari Relasi Nasional dan CQ Foundation, ia menghadapi kesepian sebagai mualaf baru dan cibiran dari sebagian masyarakat, termasuk dari kalangan Muslim sendiri.

Namun Nuray tetap tegar.
Ia menegaskan bahwa hanya Allah yang berhak menghakimi dirinya.

"Allah satu-satunya yang bisa menghakimi saya," ucapnya tegas dalam beberapa wawancara.

Kini ia aktif belajar bahasa Arab, memperdalam bacaan Al-Qur'an, dan bercita-cita suatu hari nanti bisa membaca Al-Qur'an di depan Ka'bah.

Ia juga rutin hadir di acara dakwah dan event spiritual seperti Amazing Muharram 2025 dan Sneaker Con SEA.

Sebuah Pesan untuk Kita Semua

Melihat perjalanan hidup Nuray, kita belajar satu hal penting:

Seringkali manusia terlalu cepat menilai orang lain dari masa lalunya, padahal hanya Tuhan yang berhak menghakimi.

Kita lupa, bahwa setiap orang berhak untuk berubah.

Dan perubahan itu adalah perjalanan yang panjang, penuh luka, air mata, dan keteguhan hati.

Semoga kisah Nuray Istiqbal menjadi pengingat bagi kita untuk lebih bijak menilai orang lain, serta lebih serius memperbaiki diri sendiri.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun