Bahkan, saudara sekandung penderita memiliki kemungkinan lebih besar dibandingkan anak atau orang tua.
Penelitian lain yang dikutip dari PubMed Central mengidentifikasi beberapa gen terkait dengan peningkatan risiko glaukoma, termasuk MYOC (Myocilin), OPTN (Optineurin), dan WDR36.
Mutasi pada gen-gen ini meningkatkan kemungkinan seseorang terkena glaukoma, terutama pada usia muda.
Perhitungan Risiko Pewarisan Glaukoma dengan Hukum Mendel
Berdasarkan Hukum Mendel, jika glaukoma diwariskan sebagai sifat dominan, maka seseorang yang memiliki satu salinan gen glaukoma dari salah satu orang tua pemilik gen, maka kemungkinannya 50% untuk terkena.
Jika kedua orang tua memiliki gen ini, risikonya meningkat menjadi 75% atau lebih.
Jika glaukoma diwariskan sebagai sifat resesif, maka risiko hanya muncul jika kedua orang tua membawa gen resesif tersebut.
Dalam kasus ini, anak memiliki 25% kemungkinan menderita glaukoma, 50% kemungkinan menjadi pembawa (carrier) tanpa gejala, dan 25% kemungkinan tidak memiliki gen tersebut sama sekali.
Gejala Glaukoma yang Harus Diwaspadai
Glaukoma sering disebut sebagai “pencuri penglihatan diam-diam”, karena pada tahap awal, penyakit ini sering tidak menunjukkan gejala. Namun, ada beberapa tanda yang perlu diwaspadai:
- Kehilangan penglihatan perifer. Yaitu penglihatan tepi menurun secara bertahap, sehingga lapang pandang menyempit.
- Penglihatan kabur, terutama dalam kondisi pencahayaan rendah.
- Lingkaran cahaya di sekitar sumber cahaya.
- Nyeri mata atau perasaan tekanan di dalam mata.
Dilansir dari National Eye Institute, glaukoma lebih berisiko terjadi pada individu berusia di atas 40 tahun.