Dan begitulah, Negeri Tembokto kembali menjadi cermin retak dari realitas yang sulit dipahami. Di negeri ini, tambal ban lebih banyak tantangannya dibanding tambal kasus. Tapi siapa tahu, di tangan Wagyuman, tambal ban bisa jadi awal revolusi moral yang tak terduga.***
Catatan: Artikel ini hanyalah fiksi satire belaka. Kalau mirip kenyataan, ya memang kenyataan kita suka terlalu lucu untuk jadi nyata.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI