Mendadak fakir dan miskin setelah pernah mengenyam harta berlimpah yang lebih dari cukup, membuatnya kian frustasi dan membentuknya menjadi seseorang yang sangat temperamental.
Ia pernah ribut bersitegang dan hampir terjadi perkelahian ketika sedang mengisi bensin di SPBU, hanya karena masalah sepele, ia sangat tersinggung dengan perkataan si tukang bensin kepadanya.
"Silahkan pak, dimulai dari nol ya.."
Wajah Mad Katro yang baru menerima telepon karena proyeknya ditunda, langsung marah seketika, "Enak aja dimulai dari nol. Ini saya sudah revisi semua, seenaknya aja harus dimulai lagi dari nol. Mikir dong lu!"
"Lha kok lo jadi sewot bang?" tanya si petugas SPBU tak terima
Dan akhirnya perdebatan keburu dilerai oleh pengendara motor yang mengantri serta ikut kesal oleh ulah Mad Katro karena dinilai lebay itu.
Banyak hal lagi yang membuat Mad Katro merasa sangat lelah dengan segala tindakan baik darinya, yang seolah tak disambut dengan baik oleh lingkungannya.
"Ini gila apa? karya seni seunik ini mau kalian bayar murah? Kalian ini manusia yang nggak ngerti seni ya! terus kalian pikir, seniman seperti saya ini harus makan apa kalau hasil karya kami selalu direndahkan begini!"
Itu terjadi saat ia menawarkan lukisan dan handycraft buatannya, unik memang, namun orang-orang beranggapan bahwa harga yang ditawarkannya terlalu tinggi.
Akhirnya Mad Katro hanya bisa mengutuk di dalam hati, ia menyimpan kedongkolannya yang entah akan tersalurkan kapan dan kepada siapa, meski ia sangat paham bahwa itu sangat tidak baik. Melepaskan emosi ke orang dan lingkungan memang kurang arif dan bijaksana. Namun, masihkah pantas ia berlaku bijak di saat dirinya merasa menjadi korban ketidakbijakan orang kepadanya?
Hatinya terus memerih dan wajahnya tak jarang berubah memerah ketika dari hari ke hari ia semakin melihat rendahnya penghargaan orang terhadap budaya dan karya seni kreasinya.