Fitnah terhadap dirinya menjalar, ia dianggap tidak transparan di dalam mengelola keuangan. Kekejian fitnah itu terus datang bertubi-tubi hingga tim serta organisasinya pecah berantakan!
Sakit rasanya..luka tapi tak berdarah...mungkin itu istilahnya sekarang.
Namun ia tak pernah lelah untuk terus berbuat baik sampai kemudian ia menikah dan di sanalah, di kehidupan pernikahannya ia banyak menemukan kebaikan yang sering terkalahkan oleh segala hal tidak baik, bahkan kejahatan yang memilukan.
Mad Katro berpikir, pengkhianatan dan fitnah terhadap dirinya telah berakhir di masa lalu, saat dengan bangganya ia menyebut bahwa ia telah mampu "move on".
Ternyata tidak!
Kehidupannya setelah menikah kian runyam dengan aneka permasalahan yang memaksanya untuk meninggalkan segala kebaikan dan segala sesuatu di seputar dogma serta nasihat ayahnya dulu.
"Bang..beras habis," ungkap istrinya sambil menggendong anak keempatnya.
Untungnya pertanyaan itu diajukan bukan ke Sadbor, si raja joged tiktok dari Sukabumi yang mendadak kaya raya dan membuat desanya mengikuti jejaknya. Jika Sadbor mendengar perkataan istrinya, pasti ia akan menjawab, "Beras habis? lipe solusinyaaa..." dan kemudian akan terdengar musik yang menjadi lagu  andalan saat mereka berjoget.
Dan ketika ditanya seperti itu, uang lagi tak ada, sungguh perih rasanya. Bagaikan luka menganga yang dikucuri air perasan jeruk nipis. Uuhhhhh, perihhh..
Kejadian beras habis itu belum seberapa, karena kemudian rangkaian kesedihan dan kepedihan lainnya terus datang bagaikan serangan laron yang mengerubungi lampu di malam hari.
Tidak terasa menyakitkan pada awalnya, tapi sangat menyebalkan dan terasa sangat menganggu. Sehingga akhirnya, lama kelamaan juga menimbulkan rasa sakit dan kian membuat hidupnya menjadi tak nyaman.