Mohon tunggu...
Dila AyuArioksa
Dila AyuArioksa Mohon Tunggu... Seniman - Motto Lucidity and Courage

Seni dalam mengetahui, adalah tahu apa yang diabaikan -Rumi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bumi dan Eksistensi Tanpa Batas

20 November 2019   00:36 Diperbarui: 20 November 2019   00:38 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bumi dan Eksistensi Tanpa Batas


Lahir di Bumi dan berkarya dengan Bumi. Bumi merupakan grop seni teater yang diresmikan 10 November 1976. Dipelopori oleh Wisran Hadi sang kreator dan seniman terdepan. Diumur yang tidak muda lagi Bumi telah melahirkan orang-orang kreatif dan bermutu pada zamannya.  Wisran Hadi dikenal dengan seniman yang multi talent. 

Jari-jari yang cekatan dalam membuat lukisan, juga terlatih dalam menuangkan ide menjadi karya sastra. Sang pelopor bedarah asli Minagkabau menghabiskan waktunya dengan menulis setelah pensiun jadi dosen sastra di UNAND dan INS kayu Tanam. Bersama sang istri Upita Agustina seorang penyair.
 

Pasangan serasi ini menjalani hidup dengan berkesenian. Setiap karya yang dihasilkan  berawal dari upaya untuk menghidupkan kembali tradisi dan mitos dari nilai (lama) minangkabau yang ada dalam tradisi dan cerita lama Minangkabau dalam bentuk yang baru. Sehingga menggali potensi tradisi untuk diolah dan memadukannya dengan unsur-unsur  yang berbeda dengan tradisi. Menurut sang pelopor pendiri grop Bumi hadir atas keprihatinan seniman Sumatera Barat terhadap perkembangan teater modern di daerah kelahirannya.


Tepatnya pada tahun 1991 dan tahun 2000 Wisran Hadi mendapat penghargaan sebagai sastrawan terbaik Indonesia oleh Dapertemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 

Dilanjutkan tahun 2000 mendapat penghargaan South East Asia (SEA) Write Award. Tahun 2003 mendapat anugrah Seni dan Pemerintah Indonesia. Perhatian khusus pun juga diberikan pemerintah Padang kepada Wisran Hadi sebagai seniman teladan dan budayawan Indonesia pada tahun 1976 dan 2005. Banyak hal yang digeluti oleh Wisran Hadi yang menghabiskan umurnya untuk belajar dan mengabdi bagi diri sendiri dan orang banyak dalam setiap kesempatan.


Capaian  anggota  sampai 600 orang


Berdasarkan sambutan ketua Panitia Trikora Irianto dalam kegiatan Festival Bumi tahun 2018. Mengatakan dengan lantang bahwa diperkirakan 600 orang telah bergabung dan menjadi keluarga di Bumi. 

Capaian yang sangat sulit dan diluar dugaan ini membuat Bumi menjadi grop yang luar biasa dalam dunia kesenian. Banyak hal yang ditekuni dan dipelajari di Bumi jadi seperti Bumi yang kita pijak yang berarti tempat semua makhluk hidup beraktifitas, tidak ada tempat lain selain bumi bagi manusia. Intinya bumi adalah kehidupan itu sendiri. Begitupun dengan Grop Bumi yang terdiri dari berbagai macam jenis kesenian yang amat komplit. 

Ibarat pepatah yang mengatakan berenang sambil menyelam air. Artinya mengejarkan dua, tiga pekerjaan sekaligus pada suatu waktu yang sama. Buktinya dalam grop Bumi tidak hanya menekuni dunia teater, sastra pun ikut digeluti dan di beri nama grop Bumi Sastra jagoan handalnya Hamid Jabbar, Hariz Efendi Tharar, Rauda Thaib dll, selanjutnya grop Seni Rupa yang disebut Bumi Seni Rupa jagoannya Amrizal Selayan, Syahrizal Koto dan grop seni musik disebut Swara Bumi, jagoannya Tamzil Rosha. Terahkir dunia teater disebut dengan Bumi Teater yang anggotanya, Sahrul N,  S. Metron, Yusril Katil, Yondi f. Armeyn, Syafril, Tamsil, Didin, Yumirsal, dan masih  banyak lagi.


Kekeluargaan adalah azaz yang dipegang teguh untuk menjadi bagian dari  grop Bumi. Berdasarkan wawancara dengan Sahrul, N seorang dosen pasca sarjana ISI Padangpanjang yang masih aktif  dari tahun 1992 sampai sekarang menjadi anggota Bumi mengatakan bahwa "tidak ada kartu anggota dan embel-embel lain untuk sebagai bukti menjadi anggota".  Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa seniman itu tidak hanya identitas diri namun identitas bersama dalam berkarya. Kekeluargaan adalah ikatan yang tidak pernah putus sampai kapanpun. Dengan kekeluargaan kita bisa belajar ikhlas, rela berkorban tanpa pamrih, hingga akhirnya kekuatan grop semakin erat seperti magnet yang saling tarik menarik satu anggota dengan anggota lain untuk saling berkembang di grop Bumi.


Festival Bumi Wadah Silaturahmi


Pada tangal 10-14 November 2018 saya menghadiri kegiatan Festival Bumi tersebut yang dilaksanakan di Taman Budaya Padang. Berbagai rangkaian kegiatan dilaksanakan seperti pertunjukan teater, pameran, diskusi. Terdapat enam pertunjukan teater dari berbagai komunitas seperti Bumi Teater, Ranah PAC, Teater Imaji, Hitam Putih, Trikora Irianto Performance Arts dan juga Teater Bel dari Bandung. Naskah yang dipentaskan terdapat dua buah naskah Wisran Hadi yaitu naskah Perempuan Salah Langkah dan Mandi Angin sesuai konsep yang sutarada inginkan.


Event festival menjadi titik kumpul seniman, masyarakat mahasiswa, anggota lama dan anggota baru serta para keluarga besar almarhum Wisran Hadi. Berdasarkan wawancara dengan Tiara menantu dari Wisran Hadi yang datang bersama suami dan ibu Mertua Upita Agustina, "saya sangat mengapresiasi acara ini, apalagi jika acara malam ini di ramaikan oleh kaum muda, karena  saya amati lebih ramai oleh para seniman kaum tua. Artinya masih kurang minat generasi muda hari ini untuk ikut aktif partisipasi dalam kegiatan kesenian. Padahal event seperti ini hanya dilakukan sekali setahun untuk menjalin silaturahmi sesama. Berbagai cara untuk publikasi telah dilakukan oleh kepanitiaan acara untuk bisa dinikmati oleh khalayak ramai. Agar event ini tidak seperti hanya kegiatan grop Bumi semata.

Grop Bumi menginspirasi dalam berkarya.

Dalam dunia seni pertunjukan, Bumi Teater memiliki daya tarik sendiri dalam berkarya. Teater yang bertolak dari nilai-nilai tradisi dan mitos lama Minangkabau  yang kemudian dikemas dalam bentuk yang baru.  Berguna untuk menggali potensi tradisi yang hampir dilupakan oleh manusia hari ini. Salah satu seni tradisi yang menginspirasi bagi Wisran Hadi adalah Randai. Randai merupakan kesenian tradisional yang lahir dan berkembang di daerah Minangkabau. Menurut Murstal Esten terdapat unsur esensial dalam randai yaitu adanya cerita yang dimainkan (naskah), adanya dendang (gurindam), adanya gerak tari yang bersumber dari gaya silat Minangkabau dan terakhir adanya dialog dan akting.

Konsep randai tersebut di hadirkan kembali oleh Wisran Hadi dalam bentuk gaya baru dalam pertunjukan teater. Wisran Hadi menolak adanya batasan pemain dengan penonton. Wisran ingin penonton menjadi bagian dari pertunjukan. Sehingga untuk sampai tahap katarsis penonton tidak mesti terdapat ruang pemisah antara pemain dan penonton. Gaya tersebut mengispirasi berbagai sutradara teater hari ini. Termasuk Yusril Katil dalam pertunjukan naskah Perempuan Salah Langkah karya Wisran Hadi yang ditampilkan di gedung Taman Budaya Padang.

Keaktifan anggota dalam berkesenian. Membuat mereka berani untuk melahirkan komunitas-komunitas baru. Seperti halnya komunitas Hitam Putih yang diketuai oleh Yusril Katil seorang dosen tamatan S3 di Surakarta dan sekarang menjadi dosen pasca dan S1 di ISI Padangpanjang. Sudah berkarya dalam kancah nasional maupun internasional. 

Berkat Ilmu yang didapat dalam grop Bumi telah dikembangkannya. Sehingga Yusril sekarang telah menemukan gaya  sendiri dalam menggarap yang disebutnya Teater Akrab. Konsep teater akrab ditampilkan  di panggung festival bumi dengan proses selama tiga bulan. Mengawinkan konvensi realisme dengan tradisi sehingga menghasilkan karya teater modern yang tidak melupakan esensi dari tradisi tersebut.


Taburan dialog dalam naskah Perempuan Salah Langkah tidak mengikat pemain, melainkan dialog berisi tentang kehidupan masalah spontan masyarakat.  

Terdapat dua aktor utama yaitu Sinan dan Ilau. Menceritakan tentang perdebatan kesetaraan gender antara laki-laki dan perempuan. Tokoh istri yang menuntut hak persamaan dengan suami. Tokoh istri sibuk mecari kesibukan eksistensi sebagai perempuan keturunan dari kerajaan halusinasinya. Tokoh suami berupaya untuk menyadarkan istrinya dengan berbagai cara, sampai akhirnya Sinan memutuskan untuk menjadi pria lumpuh. Tapi upaya tersebut tidak membuat Ilau berubah, dengan keangkuhannya sebagai istri. Sampai akhirnya cara terakhir yang ditempuh Sinan adalah dengan berpura-pura mati. Akhirnya Ilau menyesali tindakan yang semena-mena kepada suaminya itu. Itulah ending dari pertunjukan Naskah perempuan salah langkah.


Pertunjukan dua jam ini jauh dari kata monoton. Para penonton terhibur dengan gaya main aktor yang lincah, totalitas dan cair. Kemudian garapan sutradara yang dekat dengan penonton tanpa ada yang ditutupi. 

Dalam pergantian adegan, kostum, setting, secara gamblang sutradara, menontonkan di atas panggung seperti suasana latihan. Meskipun demikian peristiwa tersebut tidak memutuskan emosi penonton dari awal sampai akhir pertunjukan. Berbagai kritikan dan pujian didapatkan oleh Yusril Katil setelah pertunjukan berlangsung. 

Salah satu bentuk apresiasi dari penonton ialah tidak bisa menahan tawa saat pertunjukan berlangsung, sedangkan sebaliknya terkhusus kaum seniman tua hanya diam, dan sibuk dengan urusan nya masing-masing. Hal ini dianggap wajar bagi sutradara Yusril, karena ia menyadari bahwa lebih tepatnya pertunjukan ini dipentaskan di  kampus-kampus, yang penontonya anak muda. Meskipun demikian Yusril anggota Bumi Teater sangat berterima kasih kepada semua pihak dan tetap belajar untuk berkarya dalam dunia seni teater.


Komunitas Hitam Putih adalah salah satu komunitas yang terinspirasi dari Wisran Hadi. Beberapa komunitas lainnya, seperti Noktah, Dayung-Dayung, Teater Padang dan pertunjukan teater di ISI Padangpanjang sering menggunakan campuran konsep tradisi dan modern. Pertunjukan terbaru tahun 2019 dengan judul naskah Roh karya Wisran Hadi dengan mahasiswa teruji Pandi Mirdianto, menggunakan konsep gabungan tradisi dan modern untuk ujian akhirnya. Berbagai unsur tradisi dihadirkan dari kostum, musik, dan property. Begitupun dengan pergantian adegan menggunakan unsur randai tapuak galembong, kemudian beberapa dendang yang disampaikan oleh tokoh dalam pertunjukan Roh.

Semua penonton sangat menikmati pertunjukan dan penonton merasa ada ikatan dengan pertunjukan yang berlangsung.  Faktanya semua naskah karya Wisran Hadi menjadi naskah pilihan mahasiswa teater yang berminat pemeranan dan penyutradaraan untuk menjadi bahan ujian akhir. Tapi setiap manusia memang memiliki mata yang sama, namun berbeda dalam memandang dan menghadirkan sesuatu untuk dipresentasikan di atas panggung.


Malam Anugrah Wisran Hadi 2019


Merupakan kegiatan dalam mengenang kembali jasa Wisran Hadi. Dilaksanakan bulan November 2019 dengan berbagai kegiatan. Salah satu kegiatan yang memberikan kesempatan kepada masyarakat umum untuk partisipasi terhadap kegiatan yang dilakukan ialah sebagai peserta lomba essai dan menulis naskah. Pemenang dari lomba akan mendapatkan reward kemudian bisa berkumpul di satu titik bersama seniman lainnya.
Wisran Hadi sebagai Sutradara berdarah Minangkabau telah menginspirasi banyak orang dalam berkarya dan menjadikan seni menjadi bagian dari hidupnya. Bagi saya seorang tamatan seni teater, sangat berterimakasih kepada Wisran Dan grop Bumi yang masih Berjaya sampai sekarang. Sehingga saya generasi milenial bisa merasakan semangat berkesenian yang luar biasa. Mengajarkan untuk mencintai seni, karena seni hadir untuk dicintai dan dikembangkan.

 

.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun