Mohon tunggu...
Dila AyuArioksa
Dila AyuArioksa Mohon Tunggu... Seniman - Motto Lucidity and Courage

Seni dalam mengetahui, adalah tahu apa yang diabaikan -Rumi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mahasiswa Vs Rektor di ISI Padangpanjang

30 April 2019   11:42 Diperbarui: 30 April 2019   11:48 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mahasiswa Vs Rektor di ISI Padangpanjang

Alur aksi yang dilakukan semua mahasiswa ISI Padangpanjang sudah sampai ketahap Konflikasi. Memperlihatkan beberapa persoalan yang terjadi di kampus ISI Padangpanjang muncul di permukaaan.  Berawal dari eksposisi  informasi di berbagai media cetak dan online , yang menjelaskan bahwa Prof. Novesar Jamarun yang 4 bulan dilantik untuk menjadi Rektor di ISI Padangpanjang.  Mengegerkan para mahasiswa atas ambisinya dengan mencalonkan diri menjadi Rektor di kampus UNAND.  

Kegelisahan tersebut mengumpulkan para mahasiswa di satu titik untuk mencari jalan keluarnya. Akhirnya Senin, 29 April 2019 -- 1 Mei 2019, semua mahasiswa akan melakukan aksi mogok kuliah, dan pemboikotan sarana dan prasarana di kampus ISI Padangpanjang. Meskipun dari beberapa pihak tidak setuju dengan tindakan tersebut. Tidak lain aksi ini dilakukan untuk mencari keadilan bersama.  

Konflikasi ini mengalami beberapa kendala, dari beberapa pihak jurusan yang tidak setuju dengan tindakan mahasiswa yang dianggap anarkis. Walaupun demikian semangat dari mahasiswa tidak pernah kendor. Ditahap konflikasi ini semua mahasiswa akan menandatangani petisi dimedia online dan cetak oleh mahasiswa dan para pejabat di kampus ISI Padangpanjang. Khusus petisi yang jalur cetak, rombongan aksi mendatangi setiap jurusan  dengan membawa beberapa perangkat demo, seperti pengeras suara, baliho, alat musik yang digunakan untuk mengiringi yel-yel seruan  keadilan. Tidak hanya itu semua mahasiswa yang melakukan aksi tersebut menggunakan baju serba hitam sebagai bukti kekompakan.

Aksi demo ini tidak akan merusak fasilitas kampus, hanya menyampaikan aspirasi kepada seseorang Rektor yang haus akan kekuasaan. Namun aksi mulai memanas ketika pihak kampus tidak bisa memberikan kepastian kepada mahasiswa dengan melakukan pendobrakan pintu Rektorat oleh massa. 

Para satpam yang menjaga keamanan pintu pun sempat kewalahan dengan aksi mahasiswa yang berani menerobos Rektorat. Untuk mengamankan Kampus, sorenya pihak kampus  mendatangkan pihak kepolisian dari Padangpanjang sekitaran 50 orang, tetap mahasiswa tidak  menyerah. Karena tindakan mahasiswa ini tidak merugikan siapapun. 

Aparat kepolisian hanya saja kecewa dengan tindakan mahasiswa yang menurunkan bendera merah putih di saat demo aksi berlangsung. Tindakan tersebut sudah melanggar aturan hukum menjadi warga Negara Indonesia. Kemudian terjadi dialog antara mahasiswa dengan kepolisian secara terbuka. Akhirnya kepolisian bisa memahami persoalannya. Kedudukan aparat kepolisian sebagai penengah bukan memihak kepada siapapun, akan tetap stay dilapangan ketika aksi berlangsung selama 3 hari.  

Kemudian aksi yang berlangsung sampai jam 22.00 WIB diisi dengan kegiatan pentas seni oleh mahasiswa  di halaman Rektorat ISI Padangpanjang. Berbagai pertunjukan seni dipentaskan dari perwakilan HIMA seperti Teater, Tari, Musik, Murni, Kerawitan dan berbagai pertunjukan lainnya. Kegiatan yang dipentaskan dengan set sederhana, namun tetap meriah sebagai bukti aksi mahasiwa. Sebagaimana yang kita ketahui dengan seni kita bisa menyampaikan pesan atau makna tertentu kepada publik.

Konflikasi ini akan berakhir cepat jika Rektor menyetujui janjinya untuk bertemu dengan mahasiswa, pada Selasa 30 April 2019 jam 14.00 siang di halaman Rektor ISI Padangpanjang. Ketika mahasiswa dan Rektor dipertemukan maka Klimaks akan berlangsung dengan panas. Klimaks merupakan reaksi dari konflik yang telah dibangun dalam tahapan komplikasi. Klimaks juga menjadi puncak dari ketegangan yang sudah dibangun para massa ketika  konflik berlangsung.

 Tahapan Klimaks ini kita akan melakukan diskusi terbuka dengan Prof. Novesar Jamarun atas keputusan yang beliau ambil. Apapun yang hasilnya mahasiswa tetap teguh dengan pendiriannya untuk menurunkan Rektor dari jabatannya, karena dianggap telah melanggar etika dan moral seorang pemipin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun