Momen Idul Adha menjadi hari yang sakral bagi umat muslim di seluruh dunia. Arab Saudi dipenuhi oleh jamaah yang menunaikan ibadah haji. Idul Adha menjadi lebih meriah karena dilakukannya pemotongan hewan kurban yang diwajibkan bagi setiap muslim yang mampu. Setelah disembelih daging akan dibagikan bagi orang-orang yang tidak mampu.
Bagi sebagian orang makan daging bisa setiap hari dan bukan makanan mewah. Namun bagi sebagian orang daging salah satu makanan mahal dan jarang masuk menu lauk setiap hari. Maka dari itu hari raya Idul Adha menciptakan kebahagiaan bagi semua orang. Namun, saat Idul Adha orang agak was-was bagi yang mendapatkan daging kambing.
Karena banyak sekali kabar yang beredar tentang kandungan daging kambing dan bahayanya bagi yang memiliki penyakit seperti kolestrol. Kabar tersebut berubah menjadi mitos yang masih dipercaya. Namun, apakah daging kambing memang berbahaya dan bisa menyebabkan kolesterol naik? bagaimana dengan mitos yang lain? Yuk kita ungkap faktanya.
1. Daging kambing mengandung lemak yang tinggi dan dapat meningkatkan kolesterol
Berdasarkan hasil dari studi The quality of goat meat and it's impact on human health, daging kambing memiliki kadar lemak yang (ratarata hanya ~3--4%) dan memiliki kandungan lemak jenuh serta kolesterol yang jauh lebih rendah dibandingkan daging sapi, babi, atau domba. Daging kambing juga tinggi lemak tak jenuh yang bermanfaat untuk kesehatan jantung.
2. Daging kambing memiliki bau menyengat ('gamey') dan tidak sehat
Melansir dari Healthline bau kuat atau 'gamey' pada daging kambing umumnya dipengaruhi oleh umur dan cara mengolah daging. Daging kambing muda (dibawah 6--9 bulan) memiliki aroma yang lebih ringan.
Secara kandungan gizi, daging kambing mengandung protein berkualitas tinggi dan banyak mikronutrien seperti zat besi, B12, zinc, dan potasium.
3. Makan daging kambing bisa menyebabkan kanker
Melansir dari MedicineNet & Healthline,
Tidak ada bukti yang menunjukkan jenis daging kambing menyebabkan kanker. Risiko kanker terkait daging merah biasanya dihubungkan dengan cara memasak (panggang atau suhu tinggi), bukan jenis dagingnya .
Karena daging kambing secara umum dimasak dengan suhu yang rendah, potensi pembentukan zat HCA/PAH berbahaya bahkan lebih rendah.
4. Daging kambing tidak bergizi seperti daging ayam atau sapi
Melansir dari healthline, daging kambing kaya protein (sekitar27g/100g), tinggi zat besi (~20% AKG), vitamin B12, potasium, zinc, dan riboflavin .
Perbandingan nutrisi tersebut menunjukkan daging kambing lebih unggul dalam lemak jenuh rendah dan zat besi dibandingkan daging sapi dan ayam.
Berdasarkan fakta diatas, mitos yang beredar di masyarakat tentang bahaya daging kambing tidaklah benar.
Justru daging kambing memiliki beberapa kelebihan yang tak terduga dan membuatnya lebih sehat dibandingkan daging yang lain dan biasa kita konsumsi.
Apalagi daging kambing yang kita peroleh saat Idul Adha, tidak memiliki bau menyengat khas daging kambing yang biasa kita konsumsi pada olahan di restoran.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI