Mohon tunggu...
Diki Zakaria
Diki Zakaria Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Pemula yang masih belajar

Teruslah Menulis, maka engkau akan dikenang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Islam dalam Perspektif Nahdhiyyin

9 Februari 2021   16:48 Diperbarui: 9 Februari 2021   16:54 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

11. Kalau tidak tahu, harus bertanya kepada ahlinya. Maka jika mau belajar agama, harus belajar dari ahlinya. Bertanya tentang tafsir, kepada ahli tafsir. Bertanya tentang hadits kepada ahli hadits. Bertanya tentang fiqih, kepada ahli fiqih dan seterusnya. Tidak cukup Islam dipahami dari terjemahan al-Qur'an dan hadits saja, karena bisa sesat dan menyesatkan. Al-Qur'an dan hadits sebagai pedoman hidup umat Islam harus dipahami dengan disiplin keilmuan yang mumpuni, tidak boleh dengan logika semata.

Untuk dapat memahami maksud ayat dan hadits, umat Islam harus belajar agama  dari guru ngaji yang memiliki sanad keilmuan yang bersambung hingga Rasulullah saw. Di mana para guru tersebut selalu mendasarkan pendapat mereka kepada karya-karya ulama klasik dari berbagai disiplin keilmuan. Terutama dalam bidang menafsirkan ayat dan memahami hadits, mereka membaca karya-karya para ahli tafsir seperti tafsir Jalalain, Tafsir Munir, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir al-Qurthubi, Tafsir at-Thobari, Tafsir al-Maraghi dan sebagainya. Selain itu juga menelaah ulumuttafsir (ilmu-ilmu yag berkaitan dengan penrafsian al-Qur'an seperti mengetahui asbabun Nuzul, aqsamul qur'an, amtsalul Qur'an, nasakh-mansukh, munasabah ayat, dan lain-lain).

Begitu pula dalam memahami hadits harus memahami hadits, mereka pasti menelaah kitab-kitab syarah hadits seperti syarah shohih al-Bukhary (Fathul Bari, Hidayatul Bary, 'Umdarul Qory, Irsyadus Syari dan lain-lain), syarah shohih Muslim, syarah Sunan Abi Daud ('Aunul Ma'bud), syarah Sunan At-Tirmidzy (Tuhfatul Ahwadzy) dan sebagainya. Karena itu, penting sekali seorang guru ngaji agar tidak ngawur dalam menyampaikan ajaran agama, minimal harus menguasai Nahwu Sharaf agar mereka bisa merujukkan penjelasannya dari penjelasan para ulama salaf dan khalaf yang tertuang pada kitab-kitab kuning.  Selain itu juga bertujuan agar bisa menangkap makna ayat dan hadits secara utuh, baik dan benar.
(Cep Herry Syarifuddin, Januari 2021)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun