Tri Turturi juga mengapresiasi antusiasme sekolah Muhammadiyah DIY. "Di Jawa Timur, kami memulai dengan satu program AI. Sementara di Yogyakarta langsung lima program diadopsi sekaligus," ungkapnya, menunjukkan komitmen sekolah Muhammadiyah DIY terhadap transformasi digital pendidikan.
Pembelajaran Sepanjang Hayat dan Peran Baru Guru
Head of Education MCE Singapura, Mr. Lim Soon Jin, dalam sambutannya menekankan pentingnya membekali generasi muda dengan keterampilan abad ke-21. Baginya, dunia pendidikan harus senantiasa adaptif terhadap perubahan yang dinamis.
"Hari ini kita bicara tentang AI, besok mungkin ada teknologi baru. Karena itu, kemampuan untuk terus belajar adalah hal terpenting. Di Singapura, kami menyebutnya lifelong learning," jelas Lim Soon Jin.
Lebih lanjut, Lim Soon Jin menambahkan bhawa dengan teknologi AI, guru tak lagi sekadar menjadi pengajar, tapi juga fasilitator pembelajaran yang dipersonalisasi. Menurutnya, AI mampu memberikan umpan balik real-time dan membantu guru memahami kebutuhan individual siswa.
Melalui inisiatif ini, Majelis Dikdasmen PNF PWM DIY berharap bisa menjadi langkah konkret pendidikan Muhammadiyah Yogyakarta dalam mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan dan peluang di masa depan, dengan pondasi teknologi yang kuat dan adaptif. (guf)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI