Mohon tunggu...
Andhika Pradityo
Andhika Pradityo Mohon Tunggu... -

seorang mahasiswa yg suka nulis dan otomotif. penggila muscle car dan mobil2 Amerika lainnya..seorang freelance writer...lg selesein tesis, sama lagi bikin novel horror :)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

The Great Traffic Jam

9 November 2014   20:32 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:14 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Freeway-20 (F-20), Impala, Legacy.

Aku mengemudikan Ram 1500 milik Ayah dengan sangat hati-hati karena kondisi jalan yang bersalju. Ibu yang duduk di sampingku selalu memperingatkan untuk mengurangi kecepatan bila aku sudah melebihi kecepatan 50 km/jam. Sementara Dani, adikku yang mengidap autis, asyik memainkan game di ponselnya. Ia terlihat tak peduli dengan kondisi disekitarnya. Apalagi pemandangan jalan tol hanya berupa pohon-pohon berselimut salju dan padang rumput yang kini berwarna putih. Sangat membosankan menurutnya.

Kami dalam perjalanan menuju kota Sequoia yang berada di Axiom, sebuah propinsi yang terletak di sebelah utara Republik Ascender. Ini berarti kami harus menempuh jarak kurang-lebih 700 kilometer dari rumah kami yang berada di Cuore yang terletak di sebelah barat. Kami harus melewati lima propinsi untuk mencapai Axiom. Dan sekarang sudah empat propinsi kami lewati setelah tiga hari perjalanan.

Ini merupakan perjalanan terjauh yang kami lalui dengan mobil. Tujuan kami berkendara sejauh ini adalah untuk berlibur dansekalian menjemput Ayah yang sedang ditugaskan oleh kantornya di Sequoia.Apalagi di kota tersebut terdapat area permainan ski yang bagus dan pemandanganalam yang menakjubkan berupa bukit-bukit.

Situasi lalu-lintas jalan tol perlahan-lahan mulaipadat. Entah karena sebagian besar pengendara mengurangi kecepatan karenakondisi jalan yang semakin licin atau memang karena ada kemacetan.

Aku menghela napas panjang begitu melihat penunjukjalan yang bertuliskan ‘Verona: 100 km’. Verona adalah propinsi terakhir yangharus kami lewati sebelum mencapai Axiom. Benar-benar perjalanan panjang yang melelahkan, kataku dalam hati.

“Terjadi kecelakaan beruntun yang melibatkanseratus mobil di jalan tol F-20 arah Verona pada Kilometer lima ratus limapuluh,” penyiar radio memberitakan kondisi jalan terkini. “Sampai saat inimasih dalam penanganan petugas dan untuk sementara jalan ditutup sampai evakuasi dan jalan benar-benar bersih dari serpihan bekas tabrakan sehingga aman untuk dilintasi. Evakuasi agak terhambat karena hujan salju yang turun cukup deras dan angin bertiup kencang. Dan kemacetan akibat peristiwa ini sudah mencapai lima puluh kilometer,” lanjut sang penyiar radio.

“Bagi pengendara yang sudah terjebak di kemacetanini kami harapkan untuk bersabar. Sementara bagi Anda yang sedang berkendara dijalan tol F-20 arah Verona dengan tujuan kota- kota yang masih di area Legacy bisa mencari jaluralternatif untuk mengantisipasi kemacetan. Dan untuk pengendara dengan tujuanVerona diharapkan untuk bersabar. Demikian laporan lalu-lintas terkini,”penyiar radio mengakhiri laporannya.

“Apa? Lima puluh kilometer?” Ibu tak percaya dengan pemberitaan tersebut. Sementara aku hanya menghela napas panjang mendengarberita tersebut. Perjalanan akan bertambah panjang dan melelahkan saja. Aku danIbu juga harus bersiap menghadapi Dani yang selalu saja rewel jika terkena macet.

Karena kondisi lalu-lintas semakin macet, aku memutuskanuntuk berpindah jalur ke sebelah kanan yang berdekatan dengan jalur darurat.Tujuannya jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan aku bisa dengan cepatberpindah ke jalur darurat.

Memasuki Dark Forest, lalu-lintas benar-benar berhenti. Sudah lima belas menit tak ada perubahan apapun alias stuck.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun