Calon no 1 paling hebat
Dia akan membangun jembatan paling megah
Calon no 2 lebih hebat
Dia akan memberikan bantuan makanan dan uang
Calon no 3 yang terbaik
Dia mewakili segala elemen
Debat liar dan informasi bohong dilempar kesana kemari
Persatuan seratus tahun pecah karena perbedaan pilihan
Desa kecil terpecah menjadi fraksi-fraksi politik di warung kopi
Keluarga besar terbelah membentuk oposisi dan oposisi
Semua pecah
"Emang kamu tau apa? Kami semua pasti dukung dia"
"Dia itu akan menghancurkan kita semua"
No 3 lalu menang
"Dia pasti curang"
"Dia pasti dibantu intelejen asing"
"Manipulasi!"
"Kecurangan terhadap demokrasi!!"
Lalu
No 3 menunjuk no 2 jadi ajudannya
No 3 menunjuk no 1 jadi kepala dewan
"Lho kok malah begini?"
"Kita dikhianati"
"Kita ditipu"
"Untung tidak milih siapapun"
Janji tetap jadi janji
Tidak berubah menjadi apa yang diharapkan
Hanya kata-kata saja yang lalu terlupakan
Politik itu hanyalah perputaran ternyata
Seolah bersaing tapi ternyata saling mengamankan
Tak peduli sebanyak apa pecahan kaca yang dihasilkan
Yang penting menang meski semua jendela di negeri itu hancur
Akhirnya, rakyat kecil jadi korbannya
Tertawa kecut
Semua terseret dalam komedi politik
Babak dua segera datang
Perpecahan dengan wajah lain
Tapi lagunya masih sama
Meski wajah dan nadanya sedikit beda
Ada yang menyeberang ada yang tetap bertahan
Ada juga yang menyesal lalu jadi apatis
Semua itu hanyalah permainan politikus
Selalu saja politik dan komedinya