Mohon tunggu...
Andika Lawasi
Andika Lawasi Mohon Tunggu... Lainnya - an opinion leader

Rakyat Pekerja

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Membiasakan Hidup Produktif Tanpa Emisi Karbon, Sanggup?

23 Oktober 2021   17:57 Diperbarui: 23 Oktober 2021   18:01 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pakaian merupakan bagian dari kebutuhan pokok manusia. Sama halnya dengan energi dan makanan, pakaian juga memiliki manfaat segudang yang tentu tak perlu diuraikan panjang lebar.  Walau kegunaan pakaian  sangat vital, namun terkait dengan perubahan iklim, pakaian ternyata ikut serta berperan memanaskan bumi. 

Menurut berbagai penelitian, emisi GRK pakaian berkontribusi sebesar 10 % dari keseluruhan total GRK secara global.  Emisi itu pun tercipta dari berbagai rangkaian yang terlibat dalam proses produksi pakaian, mulai dari ekstraksi bahan mentahnya, pengolahan bahan, sampai pada aspek penggunaannya dan berakhir sebagai sampah.  Semua tahapan dalam prosesnya masing-masing memberikan emisi pada GRK.

Dalam isu pakaian ini, fast fashion, atau istilah bagi industri pakaian murah, dituduh menjadi biang keladi atas emisi GRK.  Banyak pihak menilai bahwa industri pakaian murah menjadi penyebab atas terjadinya lonjakan produksi pakaian dan tekstil yang kualitasnya jelek dan tidak tahan lama sehingga banyak berakhir di tempat sampah.  

Sebenarnya, serangan terhadap fast fashion di atas tidak sepenuhnya benar. Sebab pada faktanya, produksi pakaian, baik itu fast fashion maupun deluxe fashion keduanya sama-sama berpotensi menyumbang GRK.  Ada dua alasan yang mendasari. Pertama, tingginya angka permintaan terhadap fast fashion adalah akibat dari menjamurnya model pakaian deluxe fashion terbaru yang diproduksi oleh berbagai desainer pakaian. 

Adanya ketertarikan massa konsumen terhadap deluxe fashion tapi berharap harga murah membuat sebagian besar industri pakaian berlomba-lomba memproduksi pakaian murah (fast fashion) dengan meniru model deluxe fashion. 

Kedua, industri deluxe fashion senantiasa menampilkan model-model terbaru serta cara berpakaian modern sehingga turut membentuk karakter peradaban modern.  

Akibatnya terbentuk mindset khayalak bahwa bila belum berpakaian seperti itu, maka akan ketinggalan zaman. Oleh karena itu, betapa strategisnya industri pakaian ini membentuk peradaban sehingga model-modelnya terus berkembang sesuai selera zaman yang pada akhirnya menyebabkan produksi pakaian terus bergerak tanpa henti dan memberi efek samping berupa emisi GRK yang tidak sedikit.   

Tetap Produktif Tanpa Emisi

Berdasarkan uraian di atas, maka ada beberapa hal yang bisa kita ubah dari kebiasaan kita sehari-hari demi mengurangi emisi GRK yang menjadi penyebab utama perubahan iklim. 

Adapun yang bisa kita lakukan antara lain ; mulai menghemat makanan dan menghabiskannya sesuai porsi, mulai memastikan tidak berlebihan menggunakan listrik dan senantiasa menggunakan transportasi publik, serta mulai bersikap bijak dalam membeli pakaian agar tidak sekedar menjadi koleksi di lemari pakaian. Siap?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun