Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Tanah Kering Dorong Peningkatan Pelepasan Emisi Karbon

16 Maret 2024   23:55 Diperbarui: 17 Maret 2024   00:40 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tanah kering yang retak melepas emisi karbon-Sumber: https://eos.org/research-spotlights/climate-change-is-drying-out-earths-soils

Emisi karbon bukan hanya datang dari bahan bakar fosil yang dilepaskan kendaraan bermotor, aktivitas industri, hilangnya hutan, emisi hewan ternak, tetapi juga tanah yang kering yang retak-retak.

Tim peneliti dari Universitas Tufts mengungkapkan sekitar 80 persen karbon bumi tersimpan di dalam tanah. Saat ini kekeringan menyebabkan pelepasan gas rumah kaca dalam jumlah yang meningkat.

Guru Besar Teknik Sipil Universitas Tufts Farshid Vahedifard bersama rekannya Louis Berger menyampaikan dengan meningkatnya siklus dan parahnya kekeringan di beberapa wilayah, reservoir penting tersebut retak dan rusak.  Imbasnya  tanah yang kering itu melepaskan lebih banyak karbon dioksida dan gas rumah kaca ke atmosfer.

Selama ini model perubahan iklim lebih banyak menyorot  mencairnya es laut, paparan sinar matahari ke permukaan laut, kebakaran hutan karena kondisi hangat dan kering yang pada akhirnya melepaskan banyak karbon dioksida ke atmosfer.

"Kekeringan, yang ditandai dengan rendahnya kadar air tanah dan suhu tinggi dalam jangka waktu lama, menyebabkan keretakan pada tanah berbutir halus, terkadang mencapai beberapa meter di bawah permukaan," ujar Vaherdifard seperti dikutip dari situs Tufts University  beberapa waktu lalu.

Retakan tersebut mengakibatkan lebih banyak paparan terhadap udara, peningkatan aktivitas mikroba dan penguraian bahan organik, pelepasan karbon dioksida.

Dampak lainnya ialah hilangnya nutrisi serta kemampuan untuk mendukung pertumbuhan tanaman, sehingga mengurangi penyerapan karbon dioksida.

"Retakan yang dalam memperlihatkan cadangan karbon yang jauh lebih tua yang sebelumnya stabil dan terlindungi," kata Vahedifard.

Penetrasi udara ke dalam tanah mempercepat pelepasan tidak hanya karbon dioksida dari bahan organik tetapi juga gas rumah kaca lainnya seperti dinitrogen oksida.

Hewan kecil seperti cacing tanah dan kaki seribu yang membantu membalik tanah juga terpengaruh. Hal ini disebabkan  oleh berkurangnya kelembapan dan peningkatan paparan udara, sehingga kurang mampu berperan aktif dalam siklus unsur hara dan pemeliharaan struktur tanah. Hal ini, pada gilirannya, meningkatkan kemungkinan retak dan aerasi tanah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun