Cinta menyatukan warna-warna menjadi wajah Rubik yang teratur. Pertikaian menceraikannya kembali dalam kekacauan. Tetapi blok-blok itu sendiri --- substansinya --- tetap sama.
Bagi Empedokles, putaran Rubik bukan penciptaan atau kehancuran, melainkan siklus tak berujung dari penggabungan dan pemisahan, sesuai dengan irama dua kekuatan kosmis.
Tanggapan terhadap Konsep Ruang dan Waktu:
Empedokles akan dengan mudah memahami konsep ruang sebagai medan kehendak Ilahi. Ia mungkin berkata:
"Ruang adalah panggung tempat unsur-unsur bergerak dalam tarian kosmis antara Cinta dan Pertikaian. Waktu hanyalah urutan dari perubahan bentuk, bukan perubahan hakikat."
Ia akan menyetujui bahwa tidak ada perubahan mutlak, melainkan manifestasi bertahap dari kehendak yang telah ditulis sebelumnya --- seperti bayangan yang berubah, sementara sumber cahaya tetap.
 Empedokles mengajarkan bahwa realitas terdiri dari unsur-unsur kekal, namun perubahan tetap nyata, karena segala bentuk dan kehidupan hanyalah komposisi sesaat dari sesuatu yang lebih mendasar.
Dengan menyatukan metafisika dan sains alam, ia meletakkan dasar bagi pemikiran pluralistik yang kelak diteruskan oleh Anaxagoras dan para ilmuwan modern.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI