Sokrates dari Athena (sekitar 469--399 SM)
Sokrates dikenal dengan pernyataannya: "Hidup yang tidak diperiksa adalah hidup yang tidak layak dijalani." dan "Saya hanya tahu satu hal --- bahwa saya tidak tahu apa-apa."
Ia tidak menulis buku dan tidak mendirikan sekolah. Aktivitasnya adalah berjalan, berdialog, dan mengajukan pertanyaan. Ia berbicara dengan siapa saja: pedagang, prajurit, pejabat, hingga seniman. Ia lebih tertarik pada percakapan langsung daripada ajaran tertulis.
Kontribusi utama Sokrates adalah mengubah fokus filsafat. Ia membawa perhatian dari pertanyaan-pertanyaan kosmologis seperti "apa itu zat?" menuju pertanyaan etis seperti "apa itu keadilan, kebaikan, dan kebenaran?"
Dalam konteks Rubik Takdir:
Sokrates tidak bertanya tentang siapa yang memutar Rubik. Ia lebih tertarik pada kesadaran seseorang terhadap keberadaannya dalam sistem itu.
Pertanyaannya menjadi:
- Apakah kamu sadar bahwa Rubik ini sedang bergerak?
- Apakah kamu tahu warna yang sedang kamu hadapi saat ini?
- Apakah hidupmu dalam keadaan teratur atau tidak?
Bagi Sokrates, keteraturan bukan hasil keberuntungan, tapi akibat dari kesadaran moral.
Keselarasan dicapai ketika pikiran, perasaan, dan tindakan ditinjau dengan jujur dan diarahkan dengan tanggung jawab.
Ia tidak berusaha menguasai Rubik, tapi menekankan pentingnya menguasai diri sendiri.
Jawaban terhadap pendekatan Sokrates:
Kami tahu bahwa Rubik ini terus bergerak. Hidup berubah. Kami merasakan berbagai emosi: harapan, ketakutan, kebingungan. Namun sebagaimana yang diajarkan Sokrates, pengakuan terhadap ketidaktahuan bukanlah kelemahan, melainkan titik awal untuk memahami diri sendiri.
Tujuan kami bukan menghentikan gerakan Rubik, tetapi menyadari setiap perubahannya dan merespons dengan jujur.
Hidup tidak selalu teratur, tetapi tanggung jawab pribadi dapat membawa arah di dalam ketidakteraturan.
Sokrates tidak memberikan jawaban final. Ia mendorong orang untuk berpikir sendiri dan terus-menerus memeriksa nilai-nilai yang mereka pegang. Ia dihukum mati dengan racun karena dianggap meresahkan, tetapi warisan pemikirannya menjadi dasar bagi tradisi filsafat Barat.
Ia mengajarkan bahwa dalam dunia yang terus berubah, tugas manusia adalah terus bertanya dan berpikir secara kritis --- bukan untuk menjadi benar, tetapi untuk menjadi sadar.
JUDUL BUKU : Filsuf Barat dalam Pola Geometri Takdir Allah
PENULIS : Iwan Kurniawan
NO. QRCBN : 62-39-6403-95
PENERBIT : Guepedia
HARGA : Rp 113000
TAHUN TERBIT : Juni 2025
JENIS BUKU : Buku Pendidikan, Pembelajaran, Non Fiksi
KONDISI BUKU : Buku Baru / Buku Original Asli, Langsung dari Penerbitnya
GUEPEDIA